Raih Gemilang Innovation Award, Kementan Lahirkan Inovasi Pertanian

Raih Gemilang Innovation Award, Kementan Lahirkan Inovasi Pertanian

Polbangtan YOMA raih Juara 1 dan Juara 2 di Ajang Penghargaan Inovasi Daerah dan Semarak Seminar Kabupaten Magelang--

MAGELANGEKSPRES - Kementerian Pertanian (Kementan) mengirimkan para inovator dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) untuk mengikuti Ajang Penghargaan Inovasi Daerah dan Semarak Seminar Kabupaten Magelang. Tak tanggung – tanggung, mereka berhasil menjuarai Gemilang Innovation Award dengan meraih Juara 1 dan Juara 2 sekaligus.

Inovasi Pupuk Organik Kantong Celup Instan Teknologi Enzymatic mendapat Juara 1. Disusul dengan inovasi Eco Worm Vermiwash yang memperoleh Juara 2. Kedua penghargaan ini diberikan oleh Pj, Bupati Magelang di Pendopo drh. Soepardi Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Senin (09/12/2024).

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Magelang Sepyo Achanto mengatakan paradigma pembangunan konvensional tidak lagi cukup untuk menjawab tantangan zaman.

"Kreativitas dan inovasi harus dikedepankan sehingga muncul ide - ide cerdas yang dapat diterapkan untuk kemajuan daerah," katanya.

Sepyo menambahkan, sesuai amanat Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Inovasi Daerah, setiap OPD di Kabupaten Magelang wajib menciptakan minimal satu inovasi setiap tahun. Langkah ini bertujuan meningkatkan daya saing daerah dan kualitas pelayanan publik.  

Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian untuk terus mendorong seluruh jajarannya dalam mengembangkan inovasi. Utamanya pada sektor pendidikan sebagai pencetak petani milenial.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting yang sangat strategis dalam pengembangan teknologi dan inovasi di sektor Pertanian.

“Perguruan tinggi berperan besar dalam kemajuan bangsa. Dengan inovasi teknologi Pertanian, kita dapat mempercepat tercapainya target swasembada pangan yang diharapkan Presiden,” ujar Mentan Amran.

Untuk itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti terus mendorong munculnya inovasi dari sektor pendidikan.

"Peningkatan kapasitas petani, terutama petani milenial, sangat krusial untuk menciptakan Pertanian yang berkelanjutan dan inovatif," katanya.

Melalui inovasi, Wida Wahidah Mubarokah bersama sejumlah akademisi dan mahasiswa Polbangtan YOMA berhasil mengubah paradigma Pertanian yang kotor menjadi Pertanian yang mudah dan menyenangkan.

"Bermula dari keengganan kaum perempuan berurusan dengan pupuk, karena terkesan kotor, bau dan jijik sehingga dikembangkan pupuk organik celup instan yang mudah, efisien digunakan dan tidak menimbulkan kotor maupun bau,” ungkap Wida.

Ia berharap inovasi ini bisa membantu Ibu rumah tangga mengelola tanaman sayur di pekarangan rumah.

"Sesuai namanya, pupuk ini dikemas dalam sebuah kantong celup seperti teh celup, dengan ukuran yang lebih besar. Dengan bentuk tersebut, maka penggunaannya untuk memupuk tanaman menjadi lebih mudah, yaitu tinggal menyeduh meletakkannya di atas tanah tempat menanam tanaman. Jenis pupuk ini utamanya ditujukan bagi tanaman di pot atau polybag,” paparnya.

Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto, mengapresiasi inovasi yang dilakukan dosen dan mahasiswa sebagai wujud karya terapan perguruan tinggi untuk masyarakat.

”Penelitian dan inovasi sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi, perlu terus dikembangkan, terutama pada pemecahan masalah-masalah yang dihadapi petani, peternak dan masyarakat. Diharapkan inovasi dapat berlanjut menjadi hilirisasi produk yang dapat dijadikan sebagai usaha mandiri terutama mahasiswa dan alumni Polbantan YOMA,” pungkas Bambang. (LM/os)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: