Berawal dari Tumpukan Sampah Dua Pemuda di Kota Magelang Sukses Budidaya Maggot
INOVATIF. Pemuda asal Kota Magelang sukses melakukan budidaya maggot sebagai upaya pengurangan sampah.-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Sampah menjadi permasalahan di berbagai daerah yang sedang terus menjadi sorotan di berbagai daerah termasuk di Kota Magelang.
Berangkat dari kepedulian terhadap tingginya sampah di Kota Magelang, dua pemuda Septian dan Agus membuka peluang usaha untuk mengatasi masalah tersebut melalui budidaya maggot.
Sebagai informasi, maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang berwarna hitam dan berbentuk seperti tawon.
BACA JUGA:Warga Binaan Lapas IIA Magelang Diajari Budidaya Maggot
Maggot merupakan organisme pembusuk yang mengonsumsi bahan organik untuk tumbuh.
Organisme yang seringkali diabaikan itu justru memiliki banyak manfaat, di antaranya mengurangi timbulan limbah organik, mengurangi pencemaran lingkungan, pakan ternak alternatif, pakan ikan alternatif, hingga bahan pembersih jaringan yang mati dalam pengobatan luka.
"Sewaktu masih jadi mahasiswa dan terlibat sebagai aktivis kampus, saya melihat bahwa 50 persen sampah di Kota Magelang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa diolah dan terus menumpuk, maka lalu mengajak teman untuk mengolah sampah organik, namun selain kompos," kata Septian saat ditemui Magelang Ekspres, Jumat 16 Januari 2025.
BACA JUGA:Limbah Organik Makan Bergizi Gratis di Magelang Akan Dimanfaatkan untuk UMKM Maggot
Sebab, lanjut dia, jika dikelola menjadi kompos, maka membutuhkan modal dan waktu yang cukup lama.
Akhirnya, pada 2022, Septian dan Agus mulai mencoba budidaya maggot, karena memiliki banyak manfaat dan masa panennya lebih cepat.
Septian dan Agus membuat budidaya Maggot di kawasan Banyuurip yang dinamai Reformasi Hijau.
BACA JUGA:Tuntut Pemilihan Ulang, Mediasi Pemuda dan Lurah Gelangan Kota Magelang Masih Buntu
"Maggot dilirik karena sudah punya pasar, seperi peternak ayam, ikan, sampai orang-orang yang suka mancing pasti cari. Terlebih, hampir semua bagian tubuh bahkan sampai ke cangkang larva nya bisa digunakan," kata Septian.
Upaya mengurangi sampah yang dilakukan Septian dan Agus juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang yang memberikan alat cacah serta Universitas Tidar yang memberikan sejumlah tong untuk pilah sampah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres