Kehadiran Sanggar Seni Jaya Wisastran Meriahkan Wisata di Negeri Sayur Sukomakmur Magelang

SIMBOLIS. Kabid Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Magelang, Manteb Sudarsono menyerahkan wayang kepada para dalang bentuk peresmian Sanggar Senu Jaya Wisastran, Sabtu(1/2) lalu.-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES
KAJORAN, MAGELANGEKSPRES.ID - Kehadiran Sanggar Seni Jaya Wisastran di Desa Sukomakmur, yang terkenal sebagai destinasi wisata sayur diharapkan menambah daya tarik desa ini.
Dengan adanya sanggar seni tersebut, para pengunjung dapat menikmati pertunjukan seni budaya Jawa, termasuk wayang kulit, serta mendengarkan musik Jawa yang khas.
Ketua Umum Sanggar Jaya Wisastran, Eka Yuli Astuti, menjelaskan bahwa inisiatif pendirian sanggar ini telah dimulai sejak tiga tahun yang lalu namun terhambat oleh ketiadaan gedung.
BACA JUGA:Ratusan Pelaku Seni Budaya dan Pariwisata Magelang Raya Gelar Deklarasi Pemilu Damai
Tujuan dari pendirian sanggar seni ini adalah untuk mendukung perkembangan seni dan pariwisata di lereng Gunung Sumbing, termasuk di Nepal Van Java dan Negeri Sayur Sukomakmur.
"Tujuan utama dari pendirian sanggar ini adalah untuk melestarikan seni budaya tradisional. Kami juga akan menyediakan berbagai paket pelatihan khusus bagi masyarakat lokal di sekitar wisata Nepal Van Java dan Negeri Sayur Sukomakmur," ungkapnya saat peresmian Sanggar Seni Tradisional Jaya Wisastran di Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Sabtu (1/2).
Eka menambahkan bahwa pihaknya telah melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi para pelaku seni tradisional, termasuk pelatihan koreografi dan manajemen seni pertunjukan.
BACA JUGA:Karnaval, Wujud Bangsa Kaya Karya Seni Budaya
"Jumlah anggota sanggar yang terdaftar sudah lebih dari 1.000 orang, termasuk anak-anak, untuk memastikan regenerasi seni budaya ini tetap berlanjut," jelas Eka, yang juga merupakan Dosen Bahasa dan Sastra Jawa di UNNES tersebut.
Dia berharap sanggar ini dapat berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan penciptaan di bidang seni budaya serta ilmu kepariwisataan.
Peresmian sanggar ditandai dengan penandatanganan prasasti pada alat musik gamelan, yang menjadi simbol komitmen terhadap pelestarian budaya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan penyerahan bantuan kursi roda kepada Ananda Dimas Wahyu Kusuma, serta penyerahan tokoh wayang kepada Dalang Cilik Gibran Maheswara dan tiga dalang senior, yaitu Ki Dian Nuryadin, Ki Agus Waryanto, dan Ki Bambang Supriyono.
Sebagai puncak acara, penonton disuguhkan pagelaran wayang dengan lakon Sang Gatotkaca, diikuti dengan pagelaran wayang lakon Tripama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres