Jebakan 'Batman' Platform Digital Global bagi Pers

ILUSTRASI. Gambaran media massa konvensional di Indonesia yang mulai meredup akibat peran platform digital global, yang mulai menodai janji mereka untuk selalu imparsialitas.-IST-MAGELANG EKSPRES
MAGELANGEKSPRES.ID - Hari Pers Nasional (HPN) ke-79 tahun 2025 mengangkat tajuk “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa”.
Tema yang sebenarnya lebih cocok, diterapkan terhadap ketahanan pers itu sendiri.
Menggelorakan mengawal ketahanan pangan, tapi disadari atau tidak kini sejumlah media massa konvensional terpaksa menutup perusahaannya karena terjepit situasi.
BACA JUGA:Pemerintah Harus Terima Kritikan Media Massa
Pilar keempat demokrasi di Indonesia, bernama media massa ini tengah dilanda pandemi hebat membuat keadaannya tak baik-baik saja.
Meski usianya hanya terpaut 6 bulan dari kemerdekaan Indonesia, tapi hadapan dan tantangan pers saat ini telah mengubah segalanya.
Media massa kini dihadapkan pada perubahan dalam pola konsumsi informasi yang semakin terfokus pada teknologi dan aplikasi digital.
BACA JUGA:Para Guru di Kabupaten Magelang Antusias Mengikuti Pelatihan Menulis Artikel di Media Massa
Meski di awal sebenarnya sudah diantisipasi, tapi faktanya mayoritas media massa terlanjur terjebak ke dalam doktrinasi platform digital global.
Coba saja, tanyakan dalam hati, kapan terakhir baca koran? Kapan terakhir buka grup chat WhatsApp? Kapan terakhir unggah story di Instagram, Facebook, X, dan lain sebagainya?
Setiap hari, seusai bangun tidur, yang dibuka pasti adalah gadgetnya, bukan koran.
BACA JUGA:Tranformasi Dakwah Lewat Media Massa
Pernyataan kontroversi ini pernah disampaikan oknum anggota kepolisian, ketika diwawancarai dua jurnalis di Lampung tahun 2017 silam.
Sekarang ucapan itu tebukti terjadi. Kebanyakan orang memilih membuka gawainya dibanding berlangganan koran. Kuno, dan terkesan tidak efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres