Tradisi Open Punden di Umbul Jumprit: Harmoni Budaya, Air Suci, dan Wisata Religi di Temanggung

Tradisi Open Punden di Umbul Jumprit: Harmoni Budaya, Air Suci, dan Wisata Religi di Temanggung

Pada Jumat, 29 Juni 2025, masyarakat kembali menggelar tradisi "open punden" di kawasan Umbul Jumprit-SETYO WUWUH-TEMANGGUNG EKSPRES

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID Awal tahun baru Islam yang bertepatan dengan bulan Suro dalam kalender Jawa selalu dinanti warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.

Pada Jumat, 29 Juni 2025, masyarakat kembali menggelar tradisi "open punden" di kawasan Umbul Jumprit, sebuah ritual sakral yang menjadi simbol rasa syukur sekaligus magnet wisata.

Tradisi ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat lokal sekaligus daya tarik wisata religi dan budaya.

BACA JUGA:Rangkaian Waisak di Temanggung: Biksu Thudong dan Ritual Air Suci di Umbul Jumprit

Umbul Jumprit, sebagai lokasi utama acara, dikenal sebagai mata air yang tak pernah kering, bahkan di musim kemarau sekalipun.

Tak hanya bagi warga sekitar, mata air ini juga menjadi tempat suci bagi umat Buddha saat perayaan Waisak untuk mengambil air suci.

Menurut Kepala Desa Tegalrejo, Wigati, pengambilan air suci tidak hanya dilakukan saat Waisak, tetapi juga dalam tradisi open punden yang melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga sekitar, khususnya mereka yang selama ini menerima berkah dari aliran air Umbul Jumprit.

BACA JUGA:Umbul Jumprit Tetap Penuhi Kebutuhan Air Bersih bagi Masyarakat Temanggung, Meski Kemarau Sekalipun

“Pengambilan air suci dilakukan sebagai bentuk syukur atas karunia air bersih yang terus mengalir dari Umbul Jumprit. Tradisi ini dirangkai dengan kirab gunungan yang terbuat dari hasil bumi warga seperti sayur-mayur, cabai, tomat, dan wortel,” ungkap Wigati.

Ia menambahkan, Umbul Jumprit memiliki makna penting bagi warga karena airnya yang jernih dan berlimpah, bahkan saat kemarau panjang sekalipun.

Warga dari berbagai desa sekitar Tegalrejo juga turut merasakan manfaatnya.

BACA JUGA:Ketua TP PKK Temanggung Ajak Masyarakat Borong Produk Lokal Pasar Tradisional Jelang Lebaran

Melalui tradisi ini, mereka berharap agar sumber air tersebut tetap lestari dan memberi manfaat bagi generasi mendatang.

“Air adalah sumber kehidupan yang harus dijaga. Meski musim kemarau panjang, warga Tegalrejo dan sekitarnya tidak pernah kekurangan air. Kami bersyukur dan berdoa agar Umbul Jumprit tetap lestari selamanya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: temanggung ekspres

Berita Terkait