Adil dalam Beribadah dan Jangan Berlebihan
Adil dalam Beribadah dan Jangan Berlebihan--
MAGELANGEKSPRES.ID-Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasehat yang berharga pada umatnya, yakni janganlah berlebih-lebihan dalam beribadah. Beribadahlah sesuai kemampuan, jangan memberatkan dirimu. Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara terus menerus.
Disebutkan dalam hadist,
عَنْ عَاِئشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ قَالَ: مَنْ هَذِهِ ؟ قَالَتْ: هَذِهِ فُلَانَةُ تَذْكُرُ مِنْ صَلَاتِهَا قَالَ: « مَهُ عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيْقُونَ، فَوَاللهِ لَا يَمَلُّ اللهُ حتَّى تَمَلُّوا، وَكَانَ أَحَبُّ الدِّيْنِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ صَاحِبُهُ عَلَيْهِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika masuk ke rumah Aisyah dan disana terdapat seorang wanita, kemudian baginda bertanya, “Siapakah wanita ini?”
BACA JUGA:Nasehat Ibnul Qayyim tentang Indahannya Ibadah saat Mendapatkan Nikmat
Aisyah menjawab, “Ini adalah fulanah yang terkenal dengan shalatnya.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan demikian! berbuatlah semampu kalian. Demi Allah, Allah tidak akan jemu untuk memberi balasan kalian, sehingga kalian sendiri yang akan merasa jemu. Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara terus menerus.” (HR. Al-Bukhari, no. 43 & Muslim, no. 785).
Hadist ini memberikan sejumlah faedah berharga, di antaranya :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengarahkan kebaikan dan memberikan nasehat kepada umatnya, beliau memerintahkan wanita yang menjadi tamu ini (di rumah Aisyah) untuk berhenti beribadah berlebihan, yang akan memberatkannya, sehingga tidak bisa terus menerus demikian.
Faedah berharga bahwa amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dikerjakan secara kontinyu, amalan yang sedikit tetapi terus menerus adalah lebih baik.
Hendaknya setiap suami bertanya dahulu ketika mendapatkan seseorang yang tidak ia kenal dalam rumahnya. Bisa jadi orang itu termasuk yang tidak ia senangi masuk ke rumahnya.
Sebab, kebiasaan para wanita berkunjung dan berkumpul-kumpul membincangkan sesuatu yang dilarang seperti menggunjing, merumpi dan sebagainya, atau sebagian wanita menanyakan tentang suami, pekerjaan, kegiatannya, masalah anaknya dan sebagainya, dengan niat yang baik atau tidak, sehingga hal itu bisa berpengaruh pada hubungan suami isteri.
Sebaiknya setiap orang tidak memaksakan dirinya menunaikan ketaatan di luar kemampuannya. Karena berlebihan dalam sesuatu biasanya jemu dan merasa letih, kemudian ia meninggalkannya. Jika seseorang tetap menunaikan amal secara terus menerus walaupun sedikit itu adalah lebih baik.
Perkataan “Jemu” yang dipahami dari zhahir hadits ini, bukan seperti jemunya kita manusia atau makhluk hidup lainnya, sebab kita jemu karena letih, malas. Adapun jemu sifat Allah adalah sifat yang khusus bagi Allah Ta'ala sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya, namun sifat ini bukan kerana letih atau malas, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman (artinya),
BACA JUGA:Manusia Diciptakan agar Beribadah pada Allah, Urusan Rezeki, Tenang! Allah Bakal Cukupi
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.” (QS. Qâf: 38).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: