MAGELANGEKSPRES.COM, MUNGKID - Sinergitas antara media dan pemerintah menjadi topik yang dibahas dalam kegiatan Deseminasi Analisis Pemberitaan, mengusung tema \"Berita Adalah Kawan\" di Pendopo Supardi Komplek Setda Kabupaten Magelang, Rabu (31/7). Sebagai narasumber utama, Praktisi Komunikasi DR Eri Endriawan MSi. Disampaikan, pengaruh media sangat besar efeknya, dapat mempengaruhi perilaku seseorang bahkan berpengaruh terhadap situasi politik negara. Saat ini media resmi bisa dikatakan bersaing dengan khalayak melalui citizen journalism, dimana khalayak juga bisa membuat berita melalui internet. Dimana media masa sebagai jendela, cermin, filter, guide, forum, partner komunikasi serta kontrol sosial. \"Pemerintah harus menerima kritikan dari media massa sebagai kontrol sosial. Dimana pemerintah dan media massa sama-sama pilar penyangga demokrasi. Media massa memiliki peran kuat dalam membangun opini publik dan citra sebuah lembaga. Dan pemerintah dan media massa sama-sama membutuhkan,\" papar Eri Endriawan. Dalam kesempatan tersebut, Plt Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, mewakili Bupati Magelang menyampaikan, dengan adanya kegiatan ini menjadi suatu sarana agar lebih tajam menyikapi suatu peristiwa. Dunia dengan segala peristiwa tidak lepas dari media massa, media massa mempunyai tugas memediasi segala jenis peristiwa dengan aneka bentuknya. Keberadaan media massa tidak bisa dilepaskan dari sistem masyatakat luas. Media massa dengan berbagai motif ekonomi, politik, pendidikan, tenologi, agama dan lain-lain. Dimana sejauh mana media memberikan pesan perlu dianalisis lebih lanjut, agar media menjadi jalan mencerdaskan masyarakat dan bukan pembodohan. \"Harapan saya kegiatan ini mampu mempertajam analisis terhadap berita yang kita terima. Di sinilah adalah arti dari Berita Adalah Kawan, berita bukan hasil rekayasa atau manipulasi media,\" ucap Adi. Salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Magelang, Bagio Harsono. Dijelaskan fungsi dan tugas PWI salah satunya adalah untuk meminimalisir media abal-abal. \"Maraknya keberadaan media yang tidak jelas keresmiannya, alias media abal-abal berpotensi memunculkan berita bohong atau hoax. Maka keberadaan PWI adalah untuk menangkal berita hoax,\" papar Bagio yang juga menekankan profesi wartawan terikat dengan kode etik dan dilindungi oleh UU no 40 tahun 1999 tentang Pers.(cha).
Pemerintah Harus Terima Kritikan Media Massa
Kamis 01-08-2019,02:38 WIB
Editor : ME
Kategori :