PURWOREJO - Hari Purbakala Nasional ke-109 Tahun 2022 diperingati oleh Museum Tosan Aji Purworejo dengan even bertajuk Reresik Watu Purba di kompleks museum setempat, Selasa (14/6).
Even yang baru pertama digelar tersebut menjadi ajang edukasi bagi para pengunjung museum dan masyarakat terkait upaya perawatan dan pelestarian benda purbakala.
Prosesi Reresik Watu Purba diawali dengan kirab singkat oleh 16 pegawai museum di halaman setempat. Delapan orang membawa panjang ilang (keranjang dari anyaman janur) yang berisi bunga mawar, sedangkan 8 orang lainnya membawa kain lap.
Mereka kemudian memasuki gedung museum untuk membersihkan sejumlah benda purbakala koleksi museum, seperti Menhir, Lingga, Yoni, Ganesha, dan arca. Usai pembersihan, beberapa benda purbakala diletaki panjang ilang sebagai simbol harapan agar keberadaannya tetap harum dan lestari.
"Tidak ada unsur aneh-aneh di sini, apa yang dilakukan hanya sebagai penanda. Misalnya bunga mawar itu sebagai lambang keharuman, harapannya masyarakat bisa selalu ingat terhadap akar budayanya,” kata Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih.
Menurut Woro, Resesik Watu Purba merupakan perwujudan rasa penghargaan terhadap benda prubakala. Pasalnya, benda purbakala tidak sekadar menjadi benda kuno, melainkan juga sumber kehidupan.
“Jadi kalau mau bicara soal awal kehidupan, semuanya ada pada benda-benda purbakala ini,” lanjutnya.
Disebutkan, Museum Tosan Aji mengoleksi sekitar 175 benda purbakala yang terdiri atas beragam jenis dan tahun penemuan. Bersama seribuan benda pusaka lainnya, semuanya terawat dengan baik.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Resesik Watu Purba baru perdana digelar. Kendati dikemas sederhana, even tersebut menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang datang, khususnya siswa PAUD dan TK.
“Kebetulan bulan-bulan ini pengunjung museum cukup banyak. Kami sangat senang karena anak-anak antusias menyaksikan dan bisa praktik langsung membersihkan benda purbakala. Jadi memang sekaligus menjadi ajang edukasi,” ungkapnya.
Antusias itu terlihat saat sejumlah siswa dan guru dari berbagai TK terlibat langsung melakukan pembersihan. Dipandu pegawai museum, mereka bahkan berebut untuk dapat praktik langsung, mulai dari menyiram, menyikat, hingga membersihkan dengan kain lap.
“Aku yang menyiram ya, nanti gantian ada yang menyikat dan mengelap,” kata seorang siswa perempuan di tengah kelompoknya yang sedang melakukan pembersihan. (top)