CANDIMULYO - Ada yang berbeda dengan Pemerintah Desa Kebonrejo Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. 20 Persen dari Dana Desa dimanfaatkan untuk menanam demplot cabai. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui program pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Kepala Desa Kebonrejo, Zaenal Mutaqin mengatakan, program dana desa 20% tersebut digunakan untuk memanfaatkan lahan-lahan milik warga masyarakat yang banyak mangrak kurang produktif. Dirinya bersama warganya berinisiatif menanam demplot cabai dengan luas lahan 600 m2.
"Kami mengawali dengan menanam cabai sebanyak 850 bibit yang ditanam di lahan seluas 600 meter persegi. Untuk awal kami mengajak kelompok tani Ngudi Rejo dan KWT Srikandi Tani untuk membantu pengelolaannya," tuturnya.
Dijelaskan Zaenal, pemanfaatan dana desa tersebut sangatlah efektif. Karena, dari hasil yang didapat nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan produksi. Bahkan untuk membantu pembangunan infastruktur desa.
"Jadi dana tidak hanya habis untuk infrastruktur saja. Namun bisa berkelanjutan yang dampaknya pun dapat meningkatkan ketahanan pangan. Seperti halnya program dari pemerintah," ujarnya.
Meski awalnya dana desa tersebut tidak langsung turun, tapi Zaenal tetap menjalankan program demplot dengan memanfaatkan kas yang ada.
"Dana sejauh ini barun turun 50 persen. Tapi warga tetap bersemangat. Apalagi cabai yang sudah mulai panen memiliki harga jual yang tinggi di pasaran," jelasnya.
Ia pun menambahkan, jika dalam satu lahan berhasil, maka akan dilakukan di semua dusun di Desa Kebonrejo.
"Awal kami melakukannya di Dusun Kebonrejo I. Nanti selanjutnya akan dilakukan di Dusun Kebonrejo 2, 3 dan 4. Selain menanam dempot rencananya juga akan membuat joglo semut, pemanfaatan green house dan menanam melon untuk memanfaatkan dana desa tersebut," tambahnya.
Ia berharap para petani di Desa Kebonrejo bisa memanfaatkan lahan-lahan yang mangrak sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
"Semoga apa yang dilakukan ini tidak berhenti, namun terus dikembangkan dengan berbagai jenis tanaman lain yang memiliki nilai jual," imbuhnya.
Ketua Tim Penggerak Kegiatan dan juga sebagai Ketua Kelompok Tani Ngudi Rejo, H Komarudin mengatakan, jika petani sekarang berbeda dengan petani terdahulu. Harus menjadi petani yang produktif.
"Mengubah pandangan masyarakat bawasannya petani itu tidak tradisonal tapi profesional," katanya.
Untuk menanam cabai, Komar mengaku membutuhkan modal Rp 6,5 juta. Dengan harga jual yang mencapai Rp80.000 per kg, diperkirakan hingga akhir panen akan dihasilkan Rp 34.000.000.
"Sekarang baru 5 kali panen. Sudah berhasil memanen 17,5kg," ujarnya.
Sementara itu, Tenaga Pendamping Pertanian dari BPP Kecamatan Candimulyo, Sukras Budi memperkirakan, dalam 1 pohon akan menghasikan 0,5 kg cabai hingga akhir panen.
Dirinya menjelaskan jika verietas cabai yang ditanam adalah varietas unggul Ori 212. Keunggulannya memiliki kulit keras yang tahan hingga 6 hari.
"Panen diprediksi mencapai hingga 30 kali. Perlakuannya dengan pemupukan lengkap dan penyemrotan hama penyakit," imbuhnya. (hen)