Pemkot Magelang “Pede” Punya Fasilitas Lengkap Tangkal GGAPA, Seperti Apa?

Pemkot Magelang “Pede” Punya Fasilitas Lengkap Tangkal GGAPA, Seperti Apa?

JUMPA PERS. Dinas Kesehatan Kota Magelang bersama Bagian Prokompim Setda Kota Magelang menggelar jumpa pers khusus penanganan antisipasi GGAPA, di Ruang Sidang Lantai 2, Kamis 27 Oktober.(foto : wiwid arif/magelang ekspres)--Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Pemkot Magelang percaya diri bahwa fasilitas kesehatan di wilayah ini sudah sangat siap mengantisipasi kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak. Hingga Kamis, 27 Oktober 2022, belum ditemukan satu kasus pun GGAPA, baik suspek, probable, maupun konfirmasi positif di Kota Magelang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Istikomah mengatakan, pihaknya menaruh perhatian serius terhadap pencegahan GGAPA. Apalagi di Jawa Tengah sendiri saat ini sudah terdeteksi lima kasus.

“Imbauan secara berjenjang sudah turun, tinggal kita meneruskan regulasi yang ada. Nanti kita koordinasikan ke apotek-apotek untuk menjalankan rekomendasi, salah satunya take down obat sirup,” kata Istikomah di sela konferensi pers di Ruang Sidang Lantai 2 Kantor Walikota Magelang, Kamis, 27 Oktober 2022.

Regulasi itu menyangkut larangan apotek dan warung obat untuk menjual kepada konsumen berjenis sirup. Kementerian Kesehatan RI menduga ada intoksikasi pasien usai meminum obat sirup yang menyebabkan gangguan pada ginjal.

“Penelitian ini sebenarnya sudah lama dan berhasil terdeteksi, kira-kira penyebab dari gagal ginjal progresif itu mulai dipetakan satu-satu. Ternyata mengarah ke intoksikasi (keracunan) etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butil eter (EGBE),” jelasnya.

Hasil temuan itu dikuatkan dengan antidotum (penawar) yang direspons baik oleh pasien. Temuan tersebut masih terus dikembangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kemenkes RI.

“Proses pengobatan itu kan ada tahapan-tahapannya. Nah, untuk kasus GGAPA ini, rata-rata pada anak direspons bagus setelah mengonsumsi antidotum. Karena kecurigaan itu, akhirnya ditemukan, ternyata penyebabnya adalah keracunan obat. Standar ini juga dipakai di negara-negara lain,” imbuh Istikomah.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk proaktif melapor atau berkonsultasi dengan dokter yang berkompeten mengenai masalah gangguan ginjal. Terlebih lagi Dinkes Kota Magelang sudah memiliki website yang dapat diakses 24 jam.

“Masyarakat juga bisa konsultasi via online maupun offline gratis lewat JKN. Jadi kami pun sebenarnya sudah membuka komunikasi dua arah, sebagai upaya untuk mencegah GGAPA,” ujarnya.

Mantan Kepala Puskesmas Magelang Utara itu menuturkan, ada empat skala prioritas prosedur penanganan kesehatan.

Selain fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes), kesiapan sumber daya manusia (SDM) kesehatan juga turut jadi perhatian. Kesiapan SDM ini dimungkinkan untuk menetapkan diagnosis hingga tahapan tatalaksana prosedur perawatan.

“Nakes kami minta untuk memahami algoritma diagnosa penyakit. Apa saja yang perlu ditekankan, agar akurat dan penanganannya bisa dilakukan secara tepat,” paparnya.

Kemudian selain Fasyankes dan SDM nakes, tak kalah penting, lanjut Istikomah adalah logistik medis. Di Kota Magelang sendiri logistik medis dianggap sudah sangat lengkap.

“Hampir di semua rumah sakit kita punya laboratorium untuk mengecek penyakit gagal ginjal,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com