KABUPATEN MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Batik menjadi identitas budaya bangsa. Warisan leluhur yang mendunia. Para pengrajin batik kini berusaha untuk menggandeng generasi muda agar tetap lestari.
Salah satu pengrajin batik di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur sengaja menarik kaum pelajar untuk mengenal dan mempelajari budaya membatik.
Ditemui di sanggarnya, Minggu, 2 Oktober 3022, Ganung (40), memaparkan tujuannya mendirikan sanggar batik yakni untuk edukasi, khususnya bagi para pelajar dan pelancong.
Ia menjadwalkan pelatihan itu setiap hari. Para pelajar dipersilakan hari Senin, Selasa, dan Rabu, dedangkan Kamis, Jumat, dan Sabtu dikhususkan bagi para wisatawan.
"Kita harus nguri-uri (melestarikan) warisan nenek moyang dan jangan sampai diklaim negara lain. Karenanya kami ingin kenalkan batik kepada generasi kita,” kata Ganung, pemilik Tingal Art tersebut.
Menurutnya, dengan membuka sanggar batik, dia yakin akan membuka lapangan pekerjaan baru. Hal itu yang sudah terjadi selama ini.
"Supaya wisata di Candi Borobudur tidak terfokus pada candi saja, kita masyarakat sekitar membuka peluang untuk memperkenalkan budaya dan menambah penghasilan,” imbuhnya.
Ganung menuturkan, kelas membatik berbiaya Rp25 ribu per 40 cm persegi. Setelah membatik, hasil kain itu boleh dibawa pulang.
“Motif yang dipelajari antara lain motif mandala sidomukti yaitu gambaran Candi Borobudur dari atas, motif sekar sumping yang menggambarkan pernak pernik kinara dan kinari. Kemudian motif kembang asem dan kupu-kupu,” jelasnya. (mg1)