TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Food Estate terbukti mampu meningkatkan produktivitas seKtor pertanian secara signifikan. Hal ini berlaku juga di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Program yang dimulai sejak 2021 ini berhasil mengungkit perekonomian daerah, khususnya untuk komoditas pertanian.
Dilansir dari data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, terdapat 4 komoditas yang mengalami peningkatan nilai ekonomi di antaranya bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah, dan kentang industry. Nilai ekonomi menunjukkan peningkatan 14,9 persen pada komoditas bawang putih, 15,4 persen pada cabai rawit merah, 25,6 persen pada bawang merah, hingga 91,5 persen pada komoditas kentang industry.
Pada kunjungannya terdahulu, Mentan Syahru Yasin Limpo optimis Kabupaten Temanggung bisa mewujudkan scale-up melalui pengembangan Food Estate berbasis hortikultura.
"Temanggung dipilih karena dinilai eksis menjadi sentra produksi komoditas utama hortikultura seperti cabai, kentang, bawang merah serta bawang putih. Lokasinya berada di kawasan eksisting yang lahan budidayanya sudah ada," kata Mentan.
Selain itu, para petani Temanggung menurutnya sudah terbiasa melakukan budidaya hortikuktura dengan infrastruktur dasar kawasan yang memadai.
Hal ini disebutkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi sebagai salah satu kunci keberhasilan Food Estate, yakni SDM pertanian yang kompeten. Lanjutnya, Ia menyebutkan 3 kunci utama dalam mencapai target Food Estate.
“Pertama, untuk Input Sumberdaya meliputi budaya kerja/etos, pengetahuan, komoditas dan prasarana-sarana. Kedua adalah Proses Pelembagaan mencakup penetapan model bisnis, membangun lembaga dan legalitas, menumbuhkan tata kelola lembaga dan menjalankan proses bisnis. Ketiga melaksanakan Output Promosi mencakup kemitraan, modal dan investasi, membuka peluang pasar dan peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian menjadi produk olahan bukan bahan mentah, yang selama ini lebih banyak merugikan petani," katanya.
Untuk itu, Dedi memastikan perannya dalam mencapai target Food Estate. Ia beserta jajaran menyelenggarakan sejumlah pelatihan dan pendampingan di wilayah Food Estate.
Hal ini yang dilakukan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa). Disebutkan oleh Sekretaris Unit Penelitian dan Pendampingan Masyarakat, Wida Wahidah Mubarokah pada Siaran Dialog Khusus di Temanggung TV (08/12), Polbangtan YoMa telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung suksesnya Food Estate di Kabupaten Temanggung.
“Polbangtan YoMa mendukung penuh program Food Estate di Kabupaten Temanggung. Pada tahun ini kami melakukan pendampingan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Model, menyelenggarakan bimbingan teknis bagi petani dan penyuluh, serta melaksanakan sekolah lapang bagi kelompok tani penerima bantuan”, jelasnya.
Menurutnya, SDM mengambil peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Petani sebagai pelaku utama sector pertanian wajib mengikuti perkembangan teknologi, khususnya dalam menghadapi perubahan iklim. Seperti diketahui, perubahan iklim membawa dampak yang sangat besar terhadap produktivitas pertanian.
Untuk itu, Sumarno, Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung menekankan pentingnya petani melibatkan teknologi di fase budidaya.
“Keberhasilan program Food Estate di Kabupaten Temanggung disebabkan oleh intervensi teknologi di tahap budidaya. Dimulai dengan penggunaan benih bermutu, pemanfaatan mekanisasi olah lahan, penerapan teknologi irigasi, serta penanaman refugia di lahan.” Tutur Sumarno.
Masuknya teknologi yang dibawa oleh direktorat teknis lingkup Kementan memberi angin segar bagi percepatan progress pencapaian target di 5 lokasi Food Estate Kabupaten Temanggung, yakni kecamatan Bulu, Parakan, Kledung, Ngadirejo, dan Bansari.
Hal ini menegaskan kembali bahwa Kementan terus mendorong pengembangan program Food Estate di Kabupaten Temanggung, agar menjadi kawasan super prioritas pertanian untuk ketahanan pangan secara nasional.(hms)