7 Hari Terjebak Antara Dentuman Bom Sudan, Melinda Akhirnya Berhasil Pulang ke Temanggung

Senin 01-05-2023,22:36 WIB
Reporter : Huni Wejang
Editor : Arief Setyoko

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Melinda Retno Diningrum (23), mahasiswi asal Dusun Kuwaton, Desa Purwodadi, Tembarak, Temanggung adalah satu dari beberapa warga negara Indonesia (WNI) yang berhasil selamat dari perang di Sudan. Melinda saat ini tengah kuliah di Sudan.

Kondisi perang yang saat ini sedang melanda Sudan, membuat kedua orangtua dan sanak saudara merasa cemas akan keselamatan Melinda.

Melinda Retno Diningrum bercerita, sembari mengingat-ingat kejadian yang nyaris membuatnya celaka itu.

Pada tanggal 15 April kondisi Sudan sudah mulai mencekam. Dengan jelas dia bisa mendengar suara dentuman bom dan senapan yang berseliweran di atas kepalanya.

“Seingat saya pertama kali suara ledakan terdengar jam 9 pagi pada tanggal 15 April itu, suaranya sangat keras sekali, entah itu bom atau apa,” ceritanya saat ditemui, Senin, 1 Mei 2023.

Melinda yang juga menjadi Ketua Persatuan Pelajar Putri Indonesia Sudan itu mengaku sangat ketakutan dengan kondisi yang terjadi di Sudan.

Apalagi setelah listrik, air, dan fasilitas lainnya tidak bisa digunakan lagi. Kondisi di sana, kata dia, semakin mencekam seolah tak akan pernah berakhir.

Selama kurang lebih lima hari dirinya beserta warga Indonesia lainnya dilanda rasa cemas dan ketakutan. Sebab, suara baku tembak tidak pernah berhenti.

Di atas kepalanya dia bisa mendengar jelas suara helikopter dan pesawat tempur.

“Suara dentuman bom, rudal, dan tembakan juga sangat jelas terdengar dan semakin mendekat ke pemukiman,” tuturnya.

BACA JUGA:Mucholil Merasa Lega Putri Tercintanya Melinda Selamat dari Konflik Sudan yang Mengerikan

Ia mengaku, meskipun perang tersebut tidak menyasar warga sipil, namun rasa ketakutan tetap ada. Apalagi, suara tembakan dan dentuman bom tidak pernah berhenti.

Pada hari ke lima situasi justru semakin genting. Serangan demi serangan terus dilancarkan kedua pihak yang terlibat konflik.

Melinda sempat merasa putus asa. Apalagi listrik, air, dan fasilitas lainnya tidak berfungsi. Bahkan, selama empat hari ia harus bertahan karena tidak ada air.

“Mulai putus asa, kami juga sudah membentuk relawan mengumpulkan uang berhasil Rp160 juta, tapi tidak bisa dibelanjakan susah, bank tutup, logistik belanja juga tutup, selama itu kami makan seadanya,” katanya.

Kategori :