Dari sini, pasukan kaum muslimin terus melakukan pengejaran hingga ke wilayah Thaif.
Ketika itu, pasukan musuh masuk ke Thaif bersama dengan pemimpin perang mereka, yakni Malik bin Auf An-Nashri.
Lantas Rasulullah SAW meminta Khalid bin Walid berangkat terlebih dulu bersama seribu pasukan muslimin.
Sesampainya pasukan muslimin di Thaif, kaum musyrikin bersembunyi di balik benteng milik Malik bin Auf.
Lalu Rasulullah memerintahkan pasukannya untuk mengepung pasukan kaum musyrikin.
Dalam As-Sîrah an-Nabawiyah wad Da’wah fil ‘Ahdil Manadî karya Ahmad Ghalwasy, diceritakan saat di Thaif, pasukan muslimin sempat terpojok.
Saat itulah, Rasulullah SAW memerintahkan pasukan untuk membakar pohon-pohon di tempat tersebut.
Ini menyebabkan banyak pohon anggur yang musnah. Akhirnya pasukan musuh menyerah dan menyatakan kekalahannya.
3. Perang Khandaq
Dalam bahasa Arab, Khandaq artinya parit. Perang Khandaq berlangsung pada tahun 5 Hijriyah atau 627 M.
Pertempuran terjadi antara pasukan kaum muslimin yang berjumlah 3 ribu orang melawan pasukan gabungan yang mencapai 10 ribu orang.
Pasukan tersebut terdiri dari gabungan kabilah kaum Yahudi Bani Quraidzah, Bani Nadhir, Kabilah Quraisy, Kaum Ghatafan serta beberapa kabilah.
Saat menghadapi perang Khandaq, pasukan kaum muslimin mengunakan pertahanan berupa parit.
Parit yang digali selama enam hari di bagian utara Madinah bertujuan menghalau pasukan musuh.
Ada beberapa penyebab terjadinya perang Khandaq. Antara lain ajakan orang-orang Yahudi kepada sejumlah kelompok dan pembesar suatu suku.
Ini dilakukan karena kaum Yahudi merasa emosi dan terhina. Di mana, ajaran Islam kian berkembang dan meluas.