“Omset jelas menurun, di Ngesengan kan jalur strategis dekat dengan Alun-alun, ya sekarang kita pasrah saja karena dikasih tempatnya di sini,” akunya.
BACA JUGA:Sektor Investasi Paling Menguntungkan di TKL Ecopark Magelang
Selain itu, Gatot juga menyebut bahwa banyak yang mengeluhkan fasilitas yang diberikan Pemkot Magelang kepada para pedagang cukup minim. Seperti ukuran lapak yang hanya 3x3 meter, listrik, dan air seadanya.
“Tempatnya kecil, terus panas karena atapnya dari seng, bangunannya juga kurang kokoh. Yang kasihan itu yang penjual makanan karena merasa sempit untuk menampung pelanggan, kayak Tahu Pojok itu akhirnya sewa ruko sendiri,” ungkapnya.
Sebelumnya, warung kupat tahu Pojok yang menjadi langganan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika berada di Magelang itu terlihat membuka usahanya selama beberapa hari di shelter sementara Jalan Sutopo.
BACA JUGA:TKL Ecopark Wakili Kota Magelang Maju di Ajang Investment Challenge 2023
Namun, warung kupat tahu Pojok memilih untuk menyewa ruko di tempat lain. Hal ini ditengarai sepinya pembeli di lokasi yang baru.
Selain fisik bangunan semi permanen shelter sementara, para pengusaha juga mengeluhkan minimnya fasilitas primer di sana. Sebabnya, untuk toilet hanya disediakan satu unit yang berada di ujung shelter tersebut. (ras)