Masyarakat di Lerang Gunung Sindoro dan Sumbing hidup relatif berkecukupan dari tanaman tembakau.
Tanaman ini mulai populer sejak tahun 1970an.
Di lokasi Umbul Jumprit terdapat sebuah bangunan menyerupai candi.
Gaya arsitekturnya mirip dengan bangunan peninggalan Majapahit.
Bangunan yang berusia ratusan tahun ini merupakan pintu gerbang suatu tempat suci.
Namun bangunan ini bukanlah gerbang utama yang harus dilewati sebelum sampai pada bangunan mirip candi tersebut.
Di belakang gedung terdapat Umbul Jumprit.
Air dari umbul ini juga dimanfaatkan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk mengairi sawah dan kebun.
Keberadaan umbul di tengah hutan pun menyuguhkan panorama alam yang sungguh indah.
Mata air di Umbul Jumprit tidak pernah kering, meski di musim kemarau panjang.
Udara di umbul ini juga sangat dingin, bahkan pada siang hari.
Airnya sangat jernih karena berasal dari sumber di pegunungan.
Umbul ini banyak dikunjungi peziarah yang bertapa dan mandi kungkum.
Biasanya tempat ini ramai dikunjungi peziarah pada dua hari suci yaitu Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.