Tradisi Nyadran Desa Kledung, Wujud Syukur Warga Lereng Sindoro atas Sumber Air yang Tak Pernah Surut

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID – Warga Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, menggelar tradisi Nyadran atau selamatan desa di kawasan mata air setempat, Jumat (11/10).

Tradisi turun-temurun yang telah berlangsung ratusan tahun ini menjadi ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus simbol pelestarian alam dan warisan budaya leluhur.

Suasana penuh makna terasa sejak pagi, ratusan warga berkumpul di Lapangan Kledung untuk mengikuti kirab budaya menuju rumah kepala desa.

BACA JUGA:Bendera Merah Putih Sepanjang 80 Meter Berkibar di Puncak Gunung Sindoro

Sebelumnya, perwakilan dari setiap RT menjalankan prosesi pengambilan air dari berbagai sumber, seperti Sendang Kamulyan dan Sendang Serbut, dua mata air utama yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.

Air dari berbagai sendang itu kemudian disatukan sebagai lambang persatuan, kesejukan, dan keberkahan bagi seluruh warga Kledung.

Tak hanya ritual adat, kegiatan juga diisi dengan aksi nyata pelestarian lingkungan berupa penanaman pohon beringin di sekitar sumber mata air.

BACA JUGA:Jaket Tersangkut di Ojek Motor Gunung Sindoro, Pendaki Dihimbau Lebih Waspada

Pohon beringin dipilih karena melambangkan keteduhan dan perlindungan, sekaligus simbol tekad warga menjaga kelestarian air bagi generasi mendatang.

Sebagai wujud syukur, warga kemudian menggelar kembul bujono atau makan bersama.

Setiap keluarga membawa bucu dan ingkung khas Temanggung yang disantap bersama dalam suasana guyub dan penuh kebersamaan.

BACA JUGA:Ngebet Punya Motor, Pemuda Temanggung Nekat Curi Saat Dipanasi: Aksinya Terekam CCTV!

Setelah salat Jumat, rangkaian acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit yang berlangsung hingga Sabtu malam.

Pagelaran ini menjadi puncak perayaan Nyadran sekaligus bentuk pelestarian seni tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Sumber: temanggung ekspres