Qodari juga membandingkan Mahfud dengan Maruarar Sirait, mantan politisi PDIP yang dihadapkan pada situasi sulit saat akan diangkat menjadi menteri, namun tetap menunjukkan kesetiaan dan integritas terhadap Presiden Jokowi.
“Bandingkan dengan Ara Sirait. Ara Sirait waktu tahun 2014 mau jadi menteri kena torpedo juga kan, setelah ditorpedo Ara Sirait tetap loyal kepada Pak Jokowi sampai dengan hari ini bahkan menunjukkan loyalitasnya makin nyata pada hari ini,” katanya.
BACA JUGA:Hilal Pilpres Sekali Putaran Segera Tiba, Survei Prabowo-Gibran Tembus 50,7 Persen
Lebih jauh Qodari menuturkan mundurnya diduga karena Mahfud terjebak dalam situasi yang tidak enak dan menjadi canggung sebab menyerang pemerintahan Presiden Jokowi saat debat cawapres kedua.
Namun, Qodari meyakini situasi tersebut sebenarnya tidak diinginkan oleh Mahfud.
“Mungkin juga situasi dan kondisinya tidak seperti yang beliau bayangkan tapi saya yakin dalam hatinya sebetulnya Pak Mahfud ini nggak mau head to head dengan Pak Jokowi.
BACA JUGA:Pengamat Respons Positif, Prabowo Siapkan Posisi Strategis Maruarar Sirait di TKN
Qodari menerangkan meskipun sudah bukan bagian dari pemerintah, Mahfud MD sebaiknya tidak ikut-ikutan menyerang pemerintahan Presiden Jokowi.
“Orang diberikan kehormatan paling besar yang motong Bapak itu bukan Pak Jokowi lho ya tapi orang yang mencalonkan Bapak sekarang. Dan orang yang mengangkat Bapak, diberikan kehormatan sebagai Menko Polhukam adalah orang yang sekarang Bapak mau serang,” ujarnya. (wid/adv)