Tak heran apabila tempat ini sering dijadikan tempat ritual terutama oleh baik dari Keraton Yogyakarta maupun masyarakat sekitar.
Sebut saja upacara labuhan, upacara Melasti, dan tirakatan yang sering dilakukan di tempat ini.
Alasan utama dipilihnya Pantai Parangkusumo ini dijadikan tempat ritual, adalah kepercayaan yang berakar dari kisah masa lampau.
Cerita ini mengisahkan kehidupan warga Yogyakarta yang berdampingan dengan seorang penguasa laut Selatan bernama Nyi Roro Kidul.
Sejarah dimasa lampau mengatakan bahwa Keraton Yogyakarta adalah hasil pecahan dari kerajaan Mataram.
Dulu kala, panembahan senopati ingin menjadi seorang raja di kerajaan Mataram dengan bermeditasi di area Pantai Parangkusumo.
Di Dalam meditasinya, Panembahan Senopati bertemu dengan Nyi Roro Kidul.
Nyi Roro Kidul berjanji akan membantu Panembahan Senopati untuk mencapai tujuannya tersebut dengan syarat dirinya dan keturunannya harus menjadi suami dari Nyi Roro Kidul.
Dalam hubungan tersebut, tidak boleh menghasilkan keturunan.
Keduanya sepakat dengan perjanjian tersebut dan perjanjian tersebut dilakukan di sebuah batu yang kini dikenal dengan batu cinta.
Kisah Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul inilah yang menjadi alasan mengapa pantai Parangkusumo sering dijadikan tempat untuk ritual oleh Keraton Yogyakarta.
Mengingat Keraton Yogyakarta adalah pecahan dari Kerajaan Mataram, membuatnya memiliki hubungan istimewa dengan Nyi Roro Kidul.
Ini juga yang menjadi alasan terciptanya upacara Labuhan.
Selain dari Keraton Yogyakarta, Keraton Solo dan Umat Hindu dalam perayaan Nyepi juga melibatkan Pantai Parangkusumo.
BACA JUGA: Pantai Jogan : Si Cantik dari Gunung Kidul yang Punya Keindahan Air Terjun di Pantai Berbatu