Nantinya akan ada cerita-cerita yang baik maupun buruk untuk gambaran anak-cucu kedepannya.
Haryadi juga berharap untuk masyarakat melalui acara ini agar senantiasa ayem, tentram, dan guyub rukun.
BACA JUGA:Lapangankan Jiwa Jelang Bulan Suci, Rohis dan OSIS SMAN 4 Magelang Suguhkan Tarhib Ramadan
"Selalu diberikan yang terbaik disetiap tahunnya. Khususnya pada bulan puasa nanti, setelah pemilu busa kembali guyub rukun dan tak ada perpecahan," ujarnya.
Meskipun dihadiri dengan mayoritas masyarakat kampung Trunan, dirinya juga menekankan bahwa tradisi nyadran ini tidak hanya untuk masyarakat sini saja.
"Ada juga yang datang dari Megarsari, Mortoyudan, dan sebagainya, karena telah menjadi agenda rutinan setiap tahunnya," terangnya.
Tak lupa, Haryadi juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Magelang telah mendengar aspirasi dan ide pokok ia untuk melestarikan kebudayaan Jawa.
"Untuk Kota Magelang terima kasih, telah membantu dan mengapresiasi apa yang diinginkan masyarakat," ucapnya.
BACA JUGA:Tradisi Nyadran di Bojong Borobudur, Doa untuk Arwah Leluhur
Kota Magelang, harap Haryadi, dapat menjadi kota yang sehat, bahagia, adil dan makmur. Menjadi kota yang dihargai kota-kota lainnya.
Saat berlangsungnya acara, Hana Kristiyani, seorang warga Trunan menyatakan bahwa, baik sadranan maupun tasyakuran ini selalu dihadapi dengan antusiasme yang luar biasa oleh warga.
"Hingga ratusan biasanya yang hadir di acara ini. Senang juga kan bentar lagi memasuki bulan suci," katanya.
Dirinya juga mengaku acara ini menjadi hiburan menarik untuk kampung Trunan.
"Tahun kemarin keseniannya lebih banyak. Tapi yang sekarang saya menantikan wayang dan dagelannya," ujar Hana sambil tersenyum.
BACA JUGA:Padusan dan Nyadran, Amalan Jelang Ramadhan yang Tidak Diajarkan Rasulullah
Selain itu, dia juga tertarik dengan keberadaan dorprise yang dibuat secara khusus oleh beliau (Muh Haryadi).