MAGELANG EKSPRES - Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan jin manusia kecuali untuk terus beribadah kepada Allah Ta'ala. Namun demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menuntut kita untuk terus mengencangkan beribadah sepanjang tahun.
Allah Ta'ala hanya memerintahkan kita untuk mengencangkan ibadah pada musim-musim ibadah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Ustadz Anas Burhanuddin menjelaskan bahwa bulan Sya'ban dan bulan Ramadhan adalah diantara musim-musim ibadah. Bulan Sya'ban adalah waktu persiapan, dan bulan Ramadhan adalah puncaknya. Namun lebih puncak lagi adalah sepuluh terakhir bulan Ramadhan.
Artinya, pada musim-musim ibadah itu kita dituntut untuk sejenak mengencangkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Maka sebagai umat Islam hendaknya mengikuti dan mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam," jelasnya.
BACA JUGA:Ingin Dekat dengan Rasulullah di Hari Kiamat? Perbanyak Shalawat di Hari Jumat!
Kita memang diperintahkan terus beribadah sepanjang tahun, sepanjang hayat. Tapi kalau kita diharuskan untuk terus kencang beribadah seperti ibadah di bulan Ramadhan, atau di sepertiga terakhir bulan Ramadhan maka kita tidak akan kuat karena sangat berat.
Disebutkan, tujuan utama hidup kita adalah agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Maka sudah seharusnya kita terus beribadah dengan berbagai bentuknya. Dan menjadikan akhirat sebagai orientasi utama kita.
Jangan sampai terlena dengan urusan dunia kita, karena urusan dunia sangat kerdil dan kecil dibandingkan dengan akhirat.
"Jadi memang ibadah adalah tujuan hidup kita, akhirat adalah orientasi utama kita. Namun, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membebani kita untuk terus kencang beribadah sepanjang tahun, tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala mensyari'atkan yang namanya musim-musim ibadah," ungkapnya.
Menurut Ustadz Anas Burhanuddin, kita mengenal ada 4 bulan haram yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan haram itulah musim ibadah.
BACA JUGA:Mencontoh Semangat Bersedekah Rasulullah di Bulan Ramadhan, Perlu Kita Siapkan Mulai Sekarang!
Kita mengenal ada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Juga bulan Ramadhan yang sudah ada di depan mata sebagai musim-musim ibadah. Artinya, pada musim-musim ibadah itu kita dituntut untuk sejenak mengencangkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Tidak masalah kalau musim-musim itu sudah lewat maka kita kembali mengendurkan ibadah kita, meskipun kita masih terus beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, paling tidak dengan yang wajib-wajib."
Kenapa disebut musim? Menurutnya, karena musim itu memiliki masa-masa tertentu yang kemudian akan habis dan lewat.