
Rasul pun menjawab ‘'Jika kamu menghendaki maka tetaplah berpuasa, dan jika kamu tidak menghendaki maka batalkanlah."
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ سَأَلَ حَمْزَةُ بْنُ عَمْرٍو الْأَسْلَمِيُّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصِّيَامِ فِي السَّفَرِ فَقَالَ إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ
“Dari Aisyah ra, ia berkata bahwa Hamzah bin Amr al-Aslami pernah bertanya kepada Rasulullah saw mengenai puasa dalam perjalanan. Lantas beliau pun menjawab, ‘Jika kamu menghendaki maka berpuasalah, dan jika kamu menghendaki maka batalkanlah”. (H.R. Muslim)
BACA JUGA:Perbanyak Membaca Al Qur'an di Bulan Ramadhan! Kelak Al Qur'an akan Memberi Syafaat di Hari Kiamat
فَالْمُسَافِرُ بِالْخِيَارِ بَيْنَ الصَّوْمِ وَالْإِفْطَارِ وَالصَّوْمُ أَفْضَلُ مِنَ الْفِطْرِ إِذَا لَمْ يَظْهَرْ ضَرَرٌ
“Maka musafir bisa memilih antara berpuasa dan tidak. Dan berpuasa itu lebih utama apabila tidak tampak adanya bahaya (baginya, pent),
(Imam al-Haramain al-Juwaini, Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab, tahqiq, Abdul Azhim Mahmud ad-Dib, Bairut-Dar al-Minhaj, cet ke-1, 1428 H/2007 M, juz, 4, h.51).
Oleh sebab itu, para pemudik diperbolehkan saja untuk tidak berpuasa saat dalam masa perjalanan asalkan menggantikannya (qadha) dengan puasa di hari berikutnya.
BACA JUGA:Mengingatkan Amalan-amalan Utama di Bulan Ramadhan yang Harus Kita Siapkan
Hari yang Diperbolehkan Puasa Qadha
Mengganti puasa dapat dilakukan kapan saja asalkan pada hari selain berikut ini.
1. Hari raya
Idul Fitri, Idul Adha, 10, 11, 13 Dzulhijah
2. Bulan Syawal
3. Hari Jumat
Bukan menjadi hari raya Islam, tetapi hal ini sesuai dengan hadis riwayat muslim yang berbunyi.