Evaluasi selanjutnya soal kesiapan pemain dalam menghadapi faktor cuaca. Yang mana, lokasi laga Grup M digelar di Kabupaten Bojonegoro yang notabene kondisi cuacanya lebih panas dari Wonosobo.
BACA JUGA:PSSI Tak Siarkan Pertandingan PSIW vs Bengkulu, Coach Hafidz: Kita Banyak Dirugikan Wasit
Bagi Hafidz ini menjadi salah satu hambatan. Melihat bahwa formatur PSIW didominasi pemain lokal Wonosobo, yang terbiasa tinggi di daerah kawasan dataran tinggi. Praktis membuat para pemain kaget, dan mempengaruhi performa di lapangan.
"Cuaca ini juga jadi pengaruh. Kita butuh waktu untuk adaptasi dengan situasi seperti di Bojonegoro," ucapnya.
Kemudian Hafidz juga mengungkapkan, ada beberapa pemain yang mengalami cidera dan ada pula yang sakit.
Akibatnya, mereka tak bisa ikut berlaga di pertandingan terakhir lawan Persibo Bojonegoro.
Keadaan itu lah yang membuat sang pelatih harus mengisi sejumlah posisi kosong, dengan pemain-pemain seadanya. Tentunya keputusan tersebut cukup memberi tantangan tersendiri bagi pemain lain di PSIW.
"Ada beberapa cidera, ada juga yang sakit tipes. Sehingga kami harus mengisi ruang kosong itu dengan pemain seadanya," kata Hafidz.
BACA JUGA:Raflesia Bengkulu Tahan Skor Imbang, Membuat PSIW Berpeluang Kecil Lolos Grup M Liga Nasional
Menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut, Hafidz berkomitmen akan rutin mengumpulkan pemain, setidaknya sekali dalam seminggu. Tak hanya untuk latihan, namun untuk memberikan semangat serta motivasi terhadap jagoan-jagoan Wonosobo.
"Saya mengakui banyak pelajaran yang bisa diambil dari Liga 3 Nasional. Mulai dari bagaimana klub-klub besar membuat pola permainan bagus, lalu taktikal pemain, umpan-umpan, dan lain-lain," kata dia.
"Selanjutnya saya akan ajak pemain ketemu atau kumpul mungkin seminggu sekali. Kita harus kasih semangat dan motivasi. Yang paling penting membangun komunikasi antar sesama," pungkasnya. (mg7)