MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Kota Magelang menjadi salah satu daerah yang menerima penghargaan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Imam Baihaqi mengatakan, Kota Magelang sejajar dengan kota besar lainnya se-Indonesia yang berhak atas penghargaan dengan kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan.
"Di Jawa Tengah sendiri ada dua kota, yaitu Kota Surakarta, juga mendapatkan kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan," kata Imam, Senin, 8 Juli 2024.
BACA JUGA:124 Pendidik di Wonosobo Dilantik, Tingkatkan Mutu Pendidikan
Menurutnya, ada banyak upaya sehingga Kota Magelang dianggap mampu melakukan transformasi pengelolaan pendidikan dengan baik.
Imam menyebutkan, sekolah-sekolah di Kota Magelang saat ini hampir semuanya sudah memiliki Satgas Penanganan Anti-Kekerasan. Satgas ini dimaskudkan untuk menjadi pembendung aksi-aksi bullying maupun tindak kekerasan siswa sekolah.
"Selain itu Kota Magelang juga berhasil menurunkan angka putus sekolah (APS) dari 233 anak di tahun 2023 menjadi tinggal 54 di pertengahan 2024 ini. Harapannya, ke depan bisa zero APS," ucapnya.
BACA JUGA:Mengenal Program Asek Keren, Strategi Disdikbud Kota Magelang Atasi APS dan ATS
Berdampingan dengan Kota Magelang, ada lima daerah lain di Jawa Tengah yang menerima penghargaan dari Kemendikbudristek.
Penghargaan diberikan kepada pemerintah daerah yang dinilai sukses berkomitmen terhadap Gerakan Merdeka Belajar antara lain, Kota Surakarta, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Purbalingga.
Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim mengatakan, penghargaan diberikan kepada pemerintah daerah yang terus mengupayakan perwujudan sekolah yang bertransformasi sistem pendidikan.
"Sekolah dimana guru-gurunya gemar belajar, bukan hanya muridnya yang gemar belajar," kata Nadiem.
BACA JUGA:Motivasi Anak Putus Sekolah agar Produktif, Pemkab Purworejo Bantu Peralatan Menjahit
Kemendikbudristek, kata Nadiem, memiliki cita-cita agar kepala sekolah di seluruh Indonesia mengedepankan perkembangan satuan pendidikan yang berkelanjutan.
"Semua karakteristik dari cita-cita Merdeka Belajar itu terdengar sangat ideal. Namun pada kenyataannya sekarang ini kita sudah mulai melihat perwujudan sekolah yang kita cita-citakan," ujarnya.