MAGELANG EKSPRES-Syarat sah diterimanya sebuah amalan adalah ikhlas dan ittiba yakni meneladani, mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Namun, sebagai seorang mukmin yang taat tentu tidak hanya mencukupkan dengan menyelesaikan sebuah amalan.
Ternyata ada tugas yang lebih berat dan tidak kalah penting dari sekadar beramal, yaitu mempertahankan pahala amalan agar tidak terhapus sia-sia.
BACA JUGA:Amalan Berpahala Haji yang Bisa Anda Kerjakan!
Seikhlas apa pun kita beramal dan sebaik apa pun kita telah berusaha mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tetap saja potensi terhapusnya pahala amal sangat bisa terjadi pada semua orang.
Untuk itulah kita harus terus mengingatkan diri sendiri, keluarga, saudara, sahabat dan kaum muslimin agar tidak sekadar puas dengan amalan yang telah dilakukan.
Namun yang lebih penting adalah berharap agar Allah menerima amalan kita dan merasa takut apabila amalan kita tidak diterima.
Ada beberapa perkara yang bisa mengurangi bahkan menghapus pahala amalan, yang terkadang kita lakukan tanpa disadari. Perkara-perkara ini harus diketahui agar kita bisa menghindari.
BACA JUGA:Amalan yang Paling Dicintai Allah, Sedikit tapi Kontinyu daripada Banyak tapi Hanya Sekali
1. Merasa ujub/bangga terhadap diri sendiri
Dalilnya,Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Ada tiga hal yang dapat membinasakan seseorang, di antaranya adalah merasa ujub terhadap diri sendiri.” (hadits ini hasan)
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ujub itu bisa membatalkan atau menghapus pahala amalan seorang hamba.”
Sebagai contoh, bila ada seseorang yang dimudahkan Allah untuk shalat tahajjud, maka jangan langsung memandang remeh orang yang kesulitan bangun malam.
Bila ada seseorang yang dimudahkan oleh Allah untuk bersedekah maka jangan langsung memandang remeh orang yang jarang terlihat bersedekah.