Maka tanyakan kepada diri kita sekarang ini. Kalau ingin mempunyai nilai baik, termasuk menjadi sahabat paling baik atau menjadi tetangga paling baik maka berbuat baiklah pada sahabat dan tetangga kita.
"Tanyakan, apa yang engkau berikan, jangan bertanya engkau diberi apa. Ini kalau bicara menjadi orang yang terbaik di sisi Allah 'Azza wa Jalla. Bermanfaat buat tetangganya, enggak pernah gangguin tetangganya. Tetangganya punya urusan ini itu dia bantuin. Air di rumah tetangganya masyaaAllah, habis, kita kasih," ungkap Ustadz Syafiq.
BACA JUGA:Seri Berbuat Baik #2, Jangan Membentak Orang Tua, Walaupun Dengan Perkataan
Coba renungkan, kita berbuat baik sama tetangga kita atau tetangga kita yang berbuat baik sama kita? Kita berbuat baik dengan sahabat kita atau sahabat kita yang berbuat baik sama kita? Tentu di mata Allah 'Azza wa Jalla, yang paling manfaat pada tetangganya, yang paling manfaat pada sahabatnya, itu yang paling baik.
" Namun ada orang yang sama sahabatnya itu peduli, tapi sama tetangganya tidak. Dia punya teman sangat peduli sering memberikan sesuatu tapi sama tetangganya tidak. Engkau harus baik dua-duanya! Dan ada lagi yang parah, sama temannya royal, sama tetangganya royal, sama istrinya tidak. Bakhil, pelit, kurang manfaat. Padahal nanti, ini kalau kita lihat ya posisinya, yang baik sama sahabatnya paling manfaat, kemudian nanti baik sama tetangganya.
Puncaknya, "Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik sama istrinya, sama keluarganya."
BACA JUGA:Seri Berbuat Baik #1, Jangan Remehkan Berbuat Baik Sekecil Apa pun!
Kata Ustadz Syafiq, jangan sampai kita berbuat baik itu riya. Kalau berbuat baik sama sahabat mungkin riya, sama tetangga mungkin juga riya. Tapi kalau berbuat baik sama istri sendiri, siapa yang melihat ? Hanya kita, isteri kita dan Allah yang mengawasi kita. (*)