TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM - Harga cabai di Kabupaten Temanggung kembali merosot, membuat petani lokal menghadapi kerugian besar.
Saat ini, harga cabai jenis sret (setan merah) di tingkat petani hanya dihargai Rp10.000 per kilogram, angka yang menjadi titik terendah dalam sebulan terakhir.
Fahmi (43), seorang petani cabai di Kecamatan Temanggung, mengungkapkan bahwa harga jual cabai sebelumnya sempat berada di kisaran Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram.
Namun, harga tersebut terus menurun secara bertahap hingga akhirnya menyentuh Rp10.000 per kilogram.
"Kurang tahu pasti apa penyebab harga terus menurun. Harapannya, semoga harga bisa naik lagi," kata Fahmi, Selasa kemarin.
Kerugian Besar di Tengah Biaya Produksi Tinggi
Menurut Fahmi, harga Rp10.000 per kilogram sudah dipastikan membuat petani merugi.
Biaya produksi, terutama pada musim penghujan, sangat tinggi.
Petani harus sering menyemprot tanaman dengan berbagai pestisida untuk mencegah serangan hama seperti patek.
BACA JUGA:Nasib Pilu Petani Cabai di Temanggung: Kerja Keras Tak Sebanding dengan Hasil
Senada dengan itu, Latif (38), petani cabai lainnya, mengeluhkan bahwa hasil panen saat ini hampir sepenuhnya habis hanya untuk biaya pemetikan.
Ia menjelaskan bahwa ongkos pemetikan cabai per orang mencapai lebih dari Rp60.000 per hari.
Namun, dalam kondisi optimal, setiap orang hanya mampu memetik 9 hingga 12 kilogram cabai per hari, bahkan bisa kurang jika tanaman tidak berbuah lebat.
BACA JUGA:Cabai asal Temanggung Layak Menjadi Komoditas Ekspor
"Sisa uang setelah membayar tenaga pemetik, habis untuk beli obat-obatan. Praktis kami tidak ada keuntungan sama sekali," keluh Latif.