“Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari yang lebih baik dari dua hari tersebut, yaitu hari raya idul adha dan idul fitri.” Tangkas Nabi shallallahu’alaihiwasallam” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa’i).
Sisi pendalilan dari hadis di atas : Sesuatu yang telah telah tergantikan, maka ia menjadi tidak berlaku karena telah digantikan oleh hal lain.
Tidak mungkin berlaku padanya dua keadaan sekaligus, yaitu antara berlaku dan telah tergantikan, tentu ini kontradiksi. Pada hadis di atas diterangkan bahwa Allah ‘azzawajalla telah menggantikan untuk umat Islam dengan hari raya yang lebih baik daripada perayaan kaum jahiliyah tersebut, sehingga tidak dibenarkan bila kemudian ada di antara kaum muslimin yang ikut serta merayakan hari raya orang-orang kafir.
Sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam, “Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari yang lebih baik dari dua hari tersebut.” menunjukkan pengingkaran beliau akan keikutsertaan umatnya dalam memeriahkan hari raya kaum kafir.
Dan ucapan selamat (tahniah) termasuk bentuk keterlibatan dalam perayaan mereka. Bahkan itu adalah alamat yang paling nampak akan keterlibatannya dalam perayaan hari raya orang-orang kafir.
Perlu juga kita ketahui, di antara bentuk kasih sayang Allah ta’ala kepada hamba-Nya adalah tidak diharamkan sesuatu melainkan dihalalkan hal yang sejenis.
Seperti Allah mengharamkan riba, kemudian Allah menghalalkan jual beli.
Mengharamkan zina kemudian Allah halalkan nikah. Mengharamkan memeriahkan perayaan orang kafir, lalu Allah halalkan untuk kita dua hari raya besar, idul fitri dan idul adha.
(Ya Allah… cukupkanlah kami dengan perkara-perkara yang Engkau halalkan, dari perkara – perkara yang Engkau haramkan.)
Dalil Kelima
Hadis Tsabit bin Dhahak radhiyallahu’anhu, beliau mengisahkan, “Seorang datang menemui Nabi shallallahu’alaihiwasallam sembari berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya pernah bernadzar untuk menyembelih unta di Babwanah (nama sebuah tempat di dekat kota Makkah).’”
هل كان فيها وثن من أوثان الجاهلية يُعبد ؟“Apakah di sana ada arca yang disembah oleh kaum jahiliyah?” Tanya Rasulullah kepada para sahabatnya.
“Tidak wahai Rasulullah.” Jawab para sahabat.
Nabi bertanya kembali,
هل كان فيها عيد من أعيادهم ؟“Apakah di tempat itu pernah dilaksanakan perayaan hari rayanya orang-orang jahiliyah?”
“Tidak wahai Rasulullah.” Sahut para sahabat.