PAKIS, MAGELANGEKSPRES.ID - Masyarakat Magelang masih mempertahankan tradisi Jawa, di bulan Rajab, penanggalan hijriyah salah satunya tradisi Rejeban.
Eksistensi itu diwujudkan dengan menggelar selametan atau kenduri hingga pentas wayang kulit.
Seperti yang dilakukan ratusan masyarakat Dusun Mlalar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, mereka menggelar tradisi Rejeban di awal tahun 2025 ini.
BACA JUGA:Jaga Kelestarian, Warga Punthuk Setumbu Magelang Gelar Tradisi Sedekah Bumi
Rejeban adalah tradisi turun temurun yang dilaksanakan setiap hari Jumat Wage pada bulan Rajab atau Rejeb dalam penanggalan Jawa.
"Tradisi Rejeban digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang selama ini telah memberikan rezeki dan rahmat kepada manusia khususnya masyarakat di Dusun Mlalar," kata sesepuh desa, Mujiyono, Minggu 19 Januari 2025.
Menurut Mujiyono, tradisi Rejeban telah digelar dengan memasak ingkung, lauk pauk serta nasi kenduri yang kemudian didoakan untuk disantap bersama-sama.
"Paginya kami juga datang ke makam leluhur untuk bersih-bersih dan mendoakan," katanya.
Setelah berdoa bersama, Rejeban dilanjutkan dengan saling berkunjung ke rumah kerabat dan orang tua untuk bersilaturahmi.
"Mirip dengan lebaran, bahkan kalau Rejeban disini lebih ramai, saudara dan anak-anak yang tinggal di luar kota bahkan pulang," bebernya.
BACA JUGA:‘Sowan Sowanan’, Tradisi Peringatan 1 Muharam Masyarakat Lereng Merbabu
Momentum Rejeban justru lebih ramai dibanding lebaran karena keluarga yang merantau atau berdagang justru bisa mudik dan lebih leluasa untuk berkunjung.
"Kalau lebaran mereka justru lebih pilih dagang, ramai hanya di hari pertama kedua, kalau Rejeb tamu ramai bisa sampai 3 hari," kata Mujiyono.
Menariknya lagi, di malam harinya, masyarakat dapat menyaksikan berbagai kesenian rakyat yang sengaja digelar untuk menghibur warga desa.