MAGELANG EKSPRES-Diantara Kesalahan shalat yaitu meninggalkan merapatkan shaf dan adanya celah di antaranya. Penyebab dari hal ini adalah keyakinan mayoritas kaum muslimin bahwa merapatkan dan meluruskan shaf itu cukup dengan merapatkan pundak saja.
Dan mereka tidak mengetahui bahwa merapatkan shaf itu dengan merapatkan telapak kaki juga.
Dalam kitab Al-Qaulul Mubin : 206-211 yang ditulis oleh Syaikh Masyhur Hasan Ali Salman disebutkan beberapa catatan penting terkait merapatkan shaf.
BACA JUGA:Beberapa Pelanggaran Shalat Jumat yang Harus Dihindari
Merapatkan Shaf di Masa Sahabat radhiyallahu anhum
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ؛ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي “. وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ، وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ.Dari Anas bin Malik dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam; “Luruskan shaf kalian karena aku bisa melihat kalian dari arah punggungku.” Anas berkata ; Maka masing masing kami menempelkan pundaknya ke pundak temannya, dan menempelkan telapak kakinya ke telapak kaki temannya.” (HR Bukhari ; 725).
Dalam riwayat lain disebutkan Anas berkata, "Engkau telah melihat salah satu dari kami menempelkan pundaknya ke pundak temannya dan menempelkan telapak kakinya ke telapak kaki temannya. Seandainya engkau pergi dan melakukannya di hari ini engkau akan melihat salah satu dari mereka lari seolah ia keledai yang liar (tidak mau menerima sunnah ini-pent)." (HR Abu Ya’la; 3720, Said bin Mansur dalam As Sunan dan Al Ismaili sebagaimana dalam Fathul Bari 2/211).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَقِيلَ لَهُ : مَا أَنْكَرْتَ مِنَّا مُنْذُ يَوْمِ عَهِدْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ : مَا أَنْكَرْتُ شَيْئًا، إِلَّا أَنَّكُمْ لَا تُقِيمُونَ الصُّفُوفَ.Maka dari itu Nu’man bin Basyir Al-Anshar berkata tentang Anas ketika ia datang ke Madinah ada yang bertanya "Apa yang engkau ingkari dari diri kami semenjak engkau bersahabat dangan Nabi shalallahu alaihi wa sallam? Beliau menjawab ; Aku tidak mengingkari apa apa hanya saja kalian tidak meluruskan shaf.” (HR Bukhari; 724).
Maka menjadi tampaklah bahwa menempelkan antar pundak dan antar telapak kaki itu sunnah, yang telah diamalkan oleh para sahabat radhiyallahu anhum di belakang Nabi shalallahu alaihi wa sallam. Dan itulah yang dimaksud dengan meluruskan dan merapatkan shaf sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar sebagaimana yang akan datang.
BACA JUGA:Motivasi Shalat Malam dari Para Salafus Shaleh
Pernyataan Anas bin Malik,"Seandainya engkau pergi dan melakukan sunnah ini di hari ini maka engkau akan melihat salah seorang dari mereka seolah mereka keledai yang liar."
Demikian pulalah kondisi mayoritas manusia di zaman ini. Seandainya seseorang melakukannya (menempelkan pundak dan telapak kaki) mereka akan lari seperti keledai yang liar. Dan sunnah ini menurut mereka seolah menjadi bid’ah kita berlindung kepada Allah. Semoga Allah memberikan hidayah untuk mereka dan memberikan kelezatan sunnah (Inkarul Minan :245).
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata ketika mengomentari tambahan dari Anas pada riwayat yang telah lalu,“Penegasan ini memberikan faidah bahwa perbuatan tersebut terjadi di zaman Nabi shalallahu alaihi wa sallam. Maka dari itu menjadi sempurnalah pendalilan dengan hadits tersebut akan makna meluruskan dan merapatkan shaf.” (Fathul Bari ; 2/211).
Nu’man bin Basyir juga menegaskan apa yang telah disebutkan oleh Anas bin Malik berupa menempelkan pundak dan telapak kaki, dan beliau (Nu’man) menambahkan menempelkan lutut dengan lutut, beliau berkata,
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menghadap ke arah manusia dengan wajah beliau sembari bersabda, "Luruskan shaf (tiga kali) demi Allah kalian meluruskan shaf atau (jika tidak) Allah akan mencerai beraikan hati hati kalian."