Catatan Penting Tentang Merapatkan Shaf Shalat yang Diremehkan Umat Muslim

Kamis 23-01-2025,06:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

Madharat Tidak Merapatkan Pundak dan Telapak Kaki

Selama orang yang shalat tidak melakukan apa yang dilakukan oleh Anas dan Nu’man radhiyallahu anhuma maka akan ada celah diantara shaf. Yang jelas bahwa orang yang shalat secara umum jika mereka merapatkan shaf -terutama shaf pertama- nya maka shaf akan menjadi lebih muat untuk dimasuki dua orang atau tiga orang lagi. Namun jika mereka tidak merapatkan shaf ;

Pertama, mereka terjerumus ke dalam bahaya syar’i yang telah lalu.

Kedua, mereka meninggalkan celah tersebut untuk ditempati oleh syaithan, semoga Allah memotong mereka (syaithan).

عَنْ ابْنَ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ، وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ – لَمْ يَقُلْ عِيسَى : بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ – وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ، وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ “.

Dari ibnu Umar rahimahullah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “Luruskan shaf, rapatkan antara pundak, tutuplah celah dan jangan tinggalkan Furujat/celah-celah untuk dimasuki syaithan. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya, barangsiapa memotong shaf maka Allah akan memotongnya.” (HR Abu Dawud; 666, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim sebagaimana dalam Fathul Bari ; 2/211).

Furujat adalah jamak dari Furjat artinya lokasi yang kosong yang ada diantara dua orang.

Sedangkan Khalal adalah apa yang ada diantara dua orang berupa kelonggaran karena tidak dirapatkan.

Ketiga, hati-hati mereka akan bercerai berai dan akan banyak perselisihan diantara mereka. Maka di dalam hadits Nu’man terdapat faidah yang sangat terkenal di dalam ilmu psikologi yaitu rusaknya lahir berpengaruh pada rusaknya batin demikian pula sebaliknya.

Padahal sunnah untuk merapatkan shaf ini diantara penyebab timbulnya ukhuwwah dan ta’awun di dalam jiwa. Pundaknya si miskin menempel pada pundaknya si kaya, telapak kaki si lemah menempel pada telapak kaki si kuat, semuanya berada pada satu barisan shaf seperti Bunyanun Marshush/bangunan kokoh yang saling menguatkan.

Keempat, mereka akan kehilangan pahala besar yang tersebut di dalam banyak hadits shahih diantaranya sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam ;

“Sesungguhnya Allah akan menyambung kepada orang yang menyambung shaf.” (HR Ahmad; 3/269, Ibnu Majah ; 987, Ibnu Hiban ; 3/297, Ibnu Khuzaimah ; 1550 dan sanadnya shahih).

BACA JUGA:Hukum Meninggalkan Shalat Jumat karena Ketiduran, Termasuk Udzur atau Meremehkan Kewajiban ?

Dan juga sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam ;

“Yang paling utama dari kalian adalah yang paling lembut pundaknya di dalam shalat, tidak ada satu langkah yang lebih besar pahalanya dibandingkan langkah yang dilakukan seorang lelaki menuju celah diantara shaf kemudian ia menutupnya.” (HR Ath-Thabarani di dalam Al Austah secara lengkap, baris pertama diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad Hasan dan Ibnu Hibban di dalam Shahih Ibnu Hiban, lihat Majma’uz Zawaid ; 2/90, At-Targhib Wat Tarhib ; 1/200).

Semoga bisa menjadi pelajaran berharga dan Allh senantiasa memudahkan kita dalam ketaatan, menjalankan perintah-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. (*)

Kategori :