3 Tingkatan dalam Interaksi dengan Al Qur’an, Yang Paling Utama Tingkatan Amal

Minggu 09-03-2025,07:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

BACA JUGA:Mendapatkan Syafa’at dari Kesempurnaan Al Qur’an

Al-Qur'an diturunkan tidak hanya untuk dibaca. Membaca itu sebuah keutamaan, tapi jangan berhenti pada membaca. Ada tingkatan di atasnya yaitu tadabur, memahami dan menghayati kandungan Al-Qur'an. Ada lagi yang lebih tinggi yaitu menjadi peringatan untuk ulul albab, orang-orang yang punya akal, untuk diamalkan.

{ أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ ۞ }

"Tidakkah mereka mentadaburi Al-Qur'an, atau ada penutup di atas hati mereka?" (QS. Muhammad: 24)

Disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mencela orang-orang yang tidak mau mentadaburi Al-Qur'an. Kenapa tidak ditadaburi, adakah penutup di hati mereka, adakah gembok di hati mereka, sehingga tidak mau tadabur Al-Qur'an? Allah mencela mereka.

Allah juga berfirman,

{ وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّآ أَمَانِىَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ ۞ }

(QS. Al-Baqarah: 78)

"Dan di antara mereka ada yang buta huruf ( أُمِّيُّو ), mereka tidak mengetahui Al-Kitab (maksudnya adalah Taurat di sini), kecuali sebagai dongengan bohong belaka,"

Mereka tidak mengenal dari Taurat, kecuali hanya dongengan belaka.

{ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ }

"dan mereka hanya menduga-duga."

Jadi di antara umatnya Nabi Musa 'Aalihissalam, ada orang-orang yang buta huruf, yang tidak mengetahui dari kitab Taurat kecuali hanya dongengan belaka. Artinya, mereka tidak memahami maknanya, tidak memahami hukum-hukum yang dikandungnya. Mereka tidak memahami kabar-kabar yang disampaikan dalam kitab Taurat ini.

Maka jangan sampai umat Islam seperti mereka. Umat Islam jangan hanya membaca saja tanpa apa..? Tapi baca, pahami, tadaburi, hayati; dan itu adalah derajat yang lebih tinggi dari sekadar membaca.

BACA JUGA:Dalil Larangan Mengucapkan Selamat Natal dalam Al Qur’an dan Hadis

Seseorang datang kepada Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, kemudian mengatakan,

إِنِّي لَأَقْرَأُ الْمُفَصَّلَ فِي رَكْعَةٍ

"Wahai Ibnu Mas'ud, sungguh saya menyelesaikan bacaan al-mufassal dalam satu rakaat shalat."

Saya, wahai Ibnu Mas'ud, membaca mufassal.

Mufassal itu dari surat Qaf sampai akhir Al-Qur'an. Orang ini bercerita bahwasanya beliau membacanya dalam satu rakaat saja, tapi ceritanya justru malah disambut oleh Ibnu Mas'ud dengan sebuah pertanyaan yang mengingkari cara membaca seperti itu.

Kategori :