Hisablah Dirimu di Dunia agar Hisabmu di Akhirat Mudah

Hisablah Dirimu di Dunia agar Hisabmu di Akhirat Mudah

Hisablah Dirimu di Dunia agar Hisabmu di Akhirat Mudah--

MAGELANGEKSPRES.ID-Setiap Muslim tentu menginginkan agar hisabnya dimudahkan pada hari Kiamat kelak. Lalu bagaimana caranya agar hisab kita kelak mudah?

Menurut Hasan Basri, orang  yang mudah hisabnya adalah orang yang senantiasa menghisab dirinya sendiri. Selalu interopeksi terhadap dirinya sendiri.

Muhasabah dengan dengan amalan yang telah dilakukan kemudian mengoreksi kesalahan yang dilakukan dan menggantinya dengan amal shalih.

BACA JUGA:Mencontoh Kebiasaan Rasulullah, Ziarah Kubur di Akhir Malam

Tidak disibukkan dengan aib orang lain. Selalu interopeksi terhadap apa yang dilakukan hari itu. Kalau melakukan dosa-dosa maka segera beristighfar kepada Allah Ta’ala dan kalau Allah Ta’ala memudahkan kita melakukan amal-amal shalih maka harus istiqamah.

Menurut ulama, waktu yang paling efektif untuk menghisab diri adalah sebelum tidur. Sempatkan sesaat untuk merenungkan apa saja yang dilakukan hari itu. Kalau ada perbuatan dosa segera beristighfar pada Allah, kalau ada perbuatan zalim segera minta maaf pada orang yang dizalimi. Kalau Allah mudahkan untuk beramal shalih maka harus istiqamah.

Pentingnya Musahabah Diri

Kita yakin penuh kekurangan, entah masih terus menerus dalam bermaksiat, kurang dalam ketaatan bahkan kadang bermudah-mudahan meninggalkan kewajiban.

Allah memerintahkan kita untuk muhasabah diri,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18-19)
Inilah yang menjadi dalil agar kita bisa mengoreksi diri (muhasabah). Jika tergelincir dalam kesalahan, maka dikoreksi dan segera bertaubat lalu berpaling dari segala perantara yang dapat mengantarkan pada maksiat. Kalau kita melihat ada kekurangan dalam amalan yang wajib, maka berusaha keras untuk memenuhinya dengan sempurna dan meminta tolong pada Allah untuk dimudahkan dalam ibadah.

Ada doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya dimudahkan dalam ibadah seperti dalam hadits berikut ini.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang tangannya lalu berkata,

يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ

“Wahai Mu’adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu, sungguh aku mencintaimu.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya bersabda, “Aku memberikanmu nasihat, wahai Mu’adz. Janganlah engkau tinggalkan saat di penghujung shalat bacaan doa:

اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: