Sementara itu, Ketua ARSADA Jawa Tengah, dr Cahyono Hadi menegaskan bahwa Rakerwil ke-25 ini menjadi momen krusial untuk menyusun respons kolektif terhadap berbagai kebijakan nasional yang tengah bergulir.
Antara lain implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, penerapan skema Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), serta introduksi sistem pembiayaan berbasis Indonesia Diagnosis Related Groups (INDMG).
"Seluruh RSUD di Jawa Tengah harus mempersiapkan diri, baik dari sisi keuangan, manajemen pelayanan, maupun kompetensi SDM. RSUD adalah cerminan langsung dari kapasitas pemerintahan daerah dalam menjamin derajat kesehatan warganya," katanya.
BACA JUGA:Bincang Korupsi di TKL Ecopark, Inspektorat Kota Magelang Ajak Warga Lawan Rasuah
Dirinya berharap, forum ini mampu menjadi platform pertukaran pengetahuan dan praktik-praktik terbaik antar rumah sakit daerah.
Dengan begitu, mampu mendorong standardisasi layanan serta inovasi berbasis kebutuhan lokal.
Rakerwil ARSADA kali ini mengusung tema “Akselerasi Transformasi Layanan Rumah Sakit Daerah: Menjawab Tantangan Pembiayaan dan Perubahan Regulasi”.
Selama dua hari penyelenggaraan, agenda forum meliputi sidang pleno, sesi lokakarya tematik, serta penyusunan rekomendasi strategis bagi rumah sakit anggota ARSADA di wilayah Jawa Tengah.