Dunia ini Ternyata Milik Empat Orang

Selasa 21-10-2025,05:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

MAGELANG EKSPRES-Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyampaikan dalam hadits tentang dunia. Dunia ini ternyata milik empat orang. Dunia yang luas ternyata punya empat orang. Siapa empat orang itu?

1. Yang pertama, Orang yang Berilmu dan Berharta

Allah berikan rezeki dua, yakni rezeki berupa harta dan berupa ilmu. Ingat, dua-duanya rezeki. Jadi, orang yang berilmu itu juga rezeki dari Allah. Jangan hanya berpikir rezeki itu uang atau harta saja, ilmu itu rezeki.

Ini orang, orang model yang pertama; orang yang dikasih rezeki harta sama ilmu, dengan itu dia bertakwa kepada Allah.

Dia punya ilmu, dengan ilmunya dia bertakwa kepada Allah. Uangnya, hartanya tidak digunakan kecuali untuk ketaatan kepada-Nya, digunakan untuk menyambung silaturahim, berbagi sama kerabatnya; tahu ada hak Allah di harta itu. Ini orang berada di kedudukan yang paling mulia.

BACA JUGA:Jalan Mudah Menuju Surga Lewat Ilmu

"Punya harta, punya ilmu."

Jadi kalau ada orang yang bercita-cita, cita-citanya jangan hanya menjadi orang kaya. Kenapa? Kalau hanya jadi orang kaya saja itu kedudukannya tidak tinggi. Tapi hendaklah bercita-cita menjadi orang kaya yang berilmu. Yang dimaksud tentu ilmu syariah, sehingga dia tahu mana yang halal mana yang haram, kemudian dia bertakwa kepada Allah 'Azza wa Jalla. Jadi bercita-citalah menjadi orang yang kaya dan yang berilmu. Kenapa? Karena ini kedudukannya yang paling tinggi.

2. Yang kedua, Orang yang Berilmu tapi Tidak Kaya Harta

Orang yang kedua, yang kedudukannya di bawah yang pertama tadi. Ini orang dikasih ilmu sama Allah.

Dikasih ilmu agama; dia paham tentang halal haram, dia paham tentang perintah Allah dan larangan-Nya dan dia jalankan hal itu. Cuma orang  ini tidak punya harta yang banyak. Maksudnya dia bukan orang kaya, orang biasa-biasa saja.

"Tapi dia punya niat yang benar."

Apa niatnya dia? Karena dia orang yang berilmu, dia tahu dengan fadilah berbagi dengan orang lain, dia mengerti dengan fadilah tangan yang di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dia niat dengan benar, bukan pura-pura niat.

Kalau dia punya harta, akan beramal dengan harta itu seperti orang yang pertama tadi. Hartanya akan dia gunakan untuk membantu fakir miskin, mungkin membangun masjid, membangun sekolahan. Pokoknya hartanya itu benar-benar dia manfaatkan di jalan Allah 'Azza wa Jalla.

Maka yang orang kedua ini, "dengan niatnya."

Kategori :