Sebelum gemuruh hutan berganti sepenuhnya dengan lengking mesin, sastra mengajak kita kembali mendengarkan suara rimba. Dengan menjaga hutan, manusia menjaga kemanusiaannya sendiri. (*/adv)
Artikel ini ditulis oleh Aziza Ula Fallahi, Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta