Dia paksa dirinya dengan pendidikan ini sampai tenang, bersih, dan baik jiwanya, dan itulah tujuan berperang melawan jiwa.
Allah berfirman :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ٦٩“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).
Apabila seorang muslim beperang melawan jiwanya dalam menuju Allah agar jiwanya menjadi baik, suci, tenang, dan menjadi pantas untuk mendapatkan kemuliaan dan keridhaan Allah, dia akan menyadari bahwa inilah jalan yang ditempuh oleh orang-orang shalih dan orang-orang beriman yang jujur, sehingga dia pun menempuh jalan tersebut, meneladani mereka, berjalan dengan mengikuti jejak langkah mereka.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam sampai kedua kaki beliau yang mulia membengkak, saat beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang hal tersebut, beliau menjawab:
أفَلاَ أُحِبُّ أنْ أكُونَ عَبْدًا شَكُورًا“Tidakkah aku mau menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur.” [ Muttafaqun ‘alaihi]
Teladan Orang Shalih yang Senantiasa Mujahadah
1.Ali radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita tentang sahabat Rasululllah ﷺ, beliau berkata:
وَاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ ﷺ وَمَا أَرَى شَيْئًا يُشْبِهُهُمْ كَانُوا يُصْبِحُونَ شَعْثًا غُبْرًا صَفْرًا قَدْ بَاتُوا سُجَّدًا وَقِيَامًا، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ يُرَاوِحُونَ بَيْنَ أَقْدَامِهِمْ وَجُبَاهُمْ، وَكَانُوا إِذَا ذكِرَ اللَّهُ مَادُوا كَمَا يَمِيدُ الشَّجَرُ فِى يَوْمِ الرِّيحِ، وَهَمَلَتْ أَعْيُنُهُمْ حَتَّى تَبَلَّ ثِيَابُهُمْ“Demi Allah, aku melihat para sahabat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada satupun yang menyerupai mereka. Mereka di pagi hari dalam keadaan rambut berantakan dan berdebu karena semalaman menghabiskan waktu untuk sujud dan dan berdiri shalat, membaca kitabullah, bergantian antara kaki dan kening mereka. Apabila mereka berdzikir kepada Allah, mereka bergetar seperti pohon bergerak ditiup angin, air mata mengalir sampai membasahi baju mereka.”
2. Abu Darda’ berkata:
لَوْلا ثَلاثٌ ما أحْبَبْتُ أنْ أعِيشَ يَوْمًا واحِدًا: الظَّمَأُ لِلَّهِ بِالهَواجِرِ، والسُّجُودُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ومُجالَسَةُ أقَوامٍ يَنْتَقُونَ أَطَاييْبَ الكَلامِ، كَما يُنْتَقى أطاييبُ الثمَرِ“Kalaulah bukan karena tiga hal, aku tidak lagi ingin hidup seharipun: merasakan haus di siang hari karena Allah, sujud di tengah malam, dan duduk bersama orang-orang yang memilah perkataan-perkataan baik sebagaimana memilah buah yang bagus.” [ Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd: 1/94]
3. Umar bin Khattab dahulu mencela dirinya ketika ketinggalan shalat ashar berjamaah, sehingga beliau pun menyedekahkan sebuah tanah seharga dua ratus ribu dirham dikarenakan hal tersebut.
4. Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma apabila ketinggalan shalat berjamaah, beliau akan menghidupkan semua malam beliau. Suatu hari beliau juga pernah mengakhirkan shalat maghrib sampai terbit bintang-bintang, beliaupun memerdekakan dua budak.
5. Ali radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: “ Semoga Allah merahmati orang-orang yang dianggap sakit, padahal mereka tidak sedang sakit, itu disebabkan mereka berperang melawan diri mereka.”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ“Manusia terbaik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya” [ HR. Tirmidzi pada kitab zuhd no. 21]