Mengenang 17 Tahun Kebakaran Pasar Rejowinangun Kota Magelang yang Mengubah Sejarah

Mengenang 17 Tahun Kebakaran Pasar Rejowinangun Kota Magelang yang Mengubah Sejarah

PASAR REJOWINANGUN. Geliat Pasar Gedhe atau Pasar Rejowinangun Kota Mahelang di era tahun 80-an sangat ramai dikunjungi warga se eks Karesidenan Kedu.-ARSIP-DISPERPUSIP KOTA MAGELANG

Tak terkecuali munculnya mall pertama di Magelang yang menawarkan kenyamanan, efisiensi, dan suasana berbelanja yang berbeda.

"Masyarakat sekarang maunya praktis. Kalau ke pasar harus jalan, ribet parkir, terus harus nawar pula. Di toko modern kan tinggal ambil, bayar, pulang," kata Supriyanto (60), warga Kedungsari.

BACA JUGA:Mengulik Sejarah Kelam Dibalik Ikoniknya Jembatan Blondo di Wisata Rafting Sungai Elo

Di satu sisi, pembangunan ulang membawa fasilitas dan tampilan yang lebih baik. Akan tetapi, di sisi lain, ruh pasar yang terbentuk dari keramaian, interaksi sosial, dan keakraban antarwarga pun perlahan memudar.

Becak-becak tak lagi berjejer, tukang parkir tak sesibuk dulu.

Pasar Rejowinangun hari ini adalah tempat yang sedang mencari kembali dirinya.

BACA JUGA:Daya Beli Menurun, Pasar Rejowinangun yang Sepi Jadi Potret Ekonomi Magelang Tengah Tertekan

Modern secara fisik, namun belum pulih secara sosial.

Pasar ikonik Kota Magelang ini menjadi pengingat bahwa meski api yang membakar 17 tahun lalu itu mungkin sudah lama padam tetapi bara sepinya belum benar-benar mati. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait