Mengenang 17 Tahun Kebakaran Pasar Rejowinangun Kota Magelang yang Mengubah Sejarah
PASAR REJOWINANGUN. Geliat Pasar Gedhe atau Pasar Rejowinangun Kota Mahelang di era tahun 80-an sangat ramai dikunjungi warga se eks Karesidenan Kedu.-ARSIP-DISPERPUSIP KOTA MAGELANG
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Hari itu Kamis, 26 Juni 2008 sekitar jam lima sore langit mulai gelap, namun bukan karena mendung, melainkan karena asap. Api muncul dari sisi barat pasar, dan langsung membesar.
"Saya masih ingat, soalnya saya lari-lari ketakutan sambil lihat pedagang teriak-teriak," kenang Candra (28), warga Kampung Kliwonan, yang rumahnya tak jauh dari Pasar Rejowinangun, Kota Magelang.
Tujuh belas tahun lalu, dia baru bocah berumur 11 tahun. Dia sering membantu ibunya jualan sayur di los tengah.
BACA JUGA:Pabrik Es Kebon-Pala, Legenda Dingin dari Kota Magelang yang Kini Hilang Ditelan Bumi
Petang itu adalah hari ketika Rejowinangun terbakar. Dalam tempo cepat, si jago merah melalap ratusan kios dan lapak.
"Itu pasar kayak neraka. Satu-satu los terbakar, suara genteng pecah, semua orang panik," ujar Candra, menatap kosong ke arah bangunan pasar yang kini berdiri megah namun tak lagi ramai.
Penyebab kebakaran masih jadi perdebatan. Sebagian menyebut korsleting listrik, sebagian menyalahkan tumpukan barang mudah terbakar di lorong-lorong sempit.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Kelam Dibalik Ikoniknya Jembatan Blondo di Wisata Rafting Sungai Elo
Meski begitu, bagi anak dari pedagang seperti Candra, itu tak penting lagi. Yang jelas, penghidupan mereka lenyap dalam hitungan jam.

Api membumbung tinggi di atas langit Pasar Rejowinangun, Kamis, 26 Juni 2008 silam-MASHANAFI-WORDPRESS
Pasar Rejowinangun sebelum 2008 adalah denyut nadi pengharapan ribuan orang Magelang. Di situlah warga dari segala penjuru berjejalan sejak subuh.
Lorong-lorong sempit itu penuh warna, bau rempah segar, ikan asin, suara pedagang memanggil, hingga becak-becak yang berderet di pintu pasar masih terngiang di bekanya.
"Ayah saya tukang becak, saya dulu sering bantu parkirin motor di pinggir jalan. Kalau pagi bisa dapat uang jajan lumayan. Ramai banget dulu," cerita Candra.
BACA JUGA:Jejak Sejarah, Perkumpulan di Magelang Sempat Usulkan Sultan HB IX Jadi Raja Indonesia
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres