Bisnis Simpan Pinjam Koperasi Merah Putih di Kota Magelang Dianggap Lebih Rentan Risiko
Pemkot Magelang menggelar forum kontak bisnis dengan enam calon mitra Koperasi Merah Putih (KMP) di Aula Borobudur Golf, Kota Magelang, belum lama ini.-IST-MAGELANG EKSPRES
Ia juga mengusulkan agar Pemkot Magelang menggandeng perbankan dan lembaga keuangan untuk memberikan pendampingan teknis kepada pengurus koperasi tingkat kelurahan. Terutama dalam hal manajemen risiko dan tata kelola keuangan.
"Kalau kelurahan tidak punya skema perlindungan seperti desa, maka solusi kita satu-satunya adalah membangun koperasi yang tangguh, berbasis potensi, dan tidak bergantung sepenuhnya pada pinjaman," tandasnya.
BACA JUGA:Genderang Pamitan Akmil Menggema, Momen Kedekatan Warga Kota Magelang dan Para Taruna Calon Perwira
Sebelumnya, Pemkot Magelang menggelar forum kontak bisnis dengan enam calon mitra strategis Koperasi Merah Putih.
Forum tersebut mempertemukan koperasi dengan mitra usaha ternama, antara lain Perum Bulog, PT Pertamina Patra Niaga, PT Pupuk Indonesia, Bank Jateng, PT Jateng Agro Berdikari, dan Bapenda Provinsi Jawa Tengah.
Wakil Walikota Magelang, dr Sri Harso menyebut, kegiatan ini sebagai upaya konkret membuka akses pasar dan memperkuat daya saing koperasi.
"Inilah bentuk sinergi konkret yang kita harapkan. Koperasi tidak bisa berjalan sendiri, harus bersinergi dengan lembaga keuangan, usaha, dan pemerintah," ujarnya.
BACA JUGA:Suhu Dingin 'Bediding' Selimuti Magelang, BMKG: Bertahan hingga Agustus
Senada dengan Marjinugroho, menurut Sri Harso, KMP mengelola unit simpan pinjam rentan risiko.
"Biasanya anggota bisa pinjam dengan mudah, tetapi saat mengembalikan, banyak yang kesulitan. Ini yang harus diantisipasi," tandasnya.
Kepala DPPKUM Kota Magelang, Syaifullah menegaskan, koperasi Merah Putih telah berbadan hukum dan menjadi bagian dari target nasional pembentukan 80.000 koperasi yang akan dicanangkan 19 Juli 2025.
Meski demikian, ia mengakui masih banyak tantangan seperti permodalan, legalitas, dan fasilitas usaha.
BACA JUGA:Usai Dilantik, PELTI Kota Magelang 2025-2029 Berambisi Tingkatkan Kualitas Prestasi Talenta Muda
Kepala Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Dwi Silo Raharja, dalam forum tersebut juga menekankan pentingnya kepatuhan koperasi terhadap Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Ia menyebut ada delapan jenis usaha potensial, mulai dari gerai sembako hingga logistik dan cold storage.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres
