Museum BPK RI di Magelang Punya Cara Kreatif Tingkatkan Budaya Literasi Masyarakat Melalui Bedah Buku

Museum BPK RI di Magelang Punya Cara Kreatif Tingkatkan Budaya Literasi Masyarakat Melalui Bedah Buku

BEDAH BUKU. Museum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Kota Magelang menggelar kegiatan literasi melalui acara sosialisasi dan bedah buku, Rabu malam, 16 Juli 2025.-DENISA PUTRI-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Museum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Kota Magelang melakukan kegiatan literasi melalui acara sosialisasi dan bedah buku di halaman museum, Rabu (16/7).

Kegiatan yang bertema “Bicara Sastra, Bicara Kita”, menjadi salah satu cara untuk mengenalkan museum ke pada masyarakat sekaligus ruang apresiasi bagi karya sastra Indonesia.

“Masyarakat bisa tahu jika keberadaan kami terbuka dan bisa menjadi tempat berdiskusi. Penting bagi kami untuk menyosialisasikan keberadaan museum ini sebagai salah satu lembaga negara,” kata Sutriono Kepala Museum BPK RI dalam sambutannya.

BACA JUGA:Lagi! Sudah 8 Kali Kota Magelang Berhasil dapatkan Predikat WTP dari BPK RI

Ia menambahkan, museum BPK RI siap membuka ruang kolaborasi dengan komunitas-komunitas untuk mengadakan kegiatan edukatif lainnya.

Menurutnya, kehadiran museum bukan hanya untuk menyimpan sejarah, tetapi menjadi ruang untuk belajar dan berdiskusi.

Lebih lanjut, Tri menjelaskan dengan berkunjung ke museum, masyarakat dapat mengetahui sejarah pendirian BPK RI di Kota Magelang.

BACA JUGA:HTM GRATIS, Museum BPK RI jadi Wisata Sejarah di Kota Magelang yang Ajak Pengunjung Belajar Bersama

Dimana erat kaitannya di masa awal kemerdekaan dalam peristiwa pemindahan Ibu Kota Negara di Yogyakarta.

Pada sesi bedah buku, penulis Nindito memaparkan proses kreatif menulis karyanaya “Peron” yang berawal dari dinamika sosial-politik, khususnya dalam peristiwa perubahan kekuasaan yang terjadi di Indonesia.

"Saya melihat peristiwa politik di negara ini yakni seperti pergantian rezim yang selalu mambawa dampak dalam sisi kemanusiaan," jelasnya.

BACA JUGA:Museum BPK RI Kembali Gelar Bedah Buku Ketiga Untuk Pelajar Kota Magelang

Ia menjelaskan, “Peron” bukan hanya mengisahkan Sejarah.

Laura, kata dia, salah satu tokoh dalam novel digambarkan sebagai korban kekuasaaan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres