UNIMMA Perluas Jejaring Riset Internasional Lewat Borobudur International Symposium

"Kolaborasi lintas institusi yang terbangun melalui BIS memberi arah bagi penguatan riset yang berdampak," kata Lilik.

Lebih dari 20 co-host yang terlibat berasal dari berbagai jenis institusi.

BACA JUGA:Beri Snack Gratis, Cara Unik Polisi Magelang Apresiasi Anak-anak yang Tertib Gunakan Helm

Mulai dari pendidikan vokasi, universitas negeri, hingga sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah.

Daftar tersebut meliputi kampus di Kendari, Tegal, Banjarmasin, Samarinda, Madiun, Sorong, hingga Karawang.

Keberagaman ini mencerminkan kebutuhan kolaborasi ilmiah yang semakin luas dalam menjawab isu global.

Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menunjukkan bahwa kolaborasi riset internasional Indonesia meningkat dalam lima tahun terakhir.

BACA JUGA:Juru Kunci Gunung Tidar Baru Dikukuhkan, Harapan Menjaga Tradisi dan Alam

Pada 2024, tercatat lebih dari 32.000 publikasi bersama yang melibatkan perguruan tinggi dari luar negeri.

Tren ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan kolaborasi riset tercepat di kawasan Asia Tenggara.

Sejalan dengan tren tersebut, UNESCO mencatat peningkatan signifikan pada riset yang berfokus pada isu keberlanjutan dan teknologi hijau.

Publikasi global dalam dua bidang itu tumbuh rata-rata 14 persen per tahun.

BACA JUGA:Unjuk Karya SMKN 3 Magelang: Siswa Pamer Inovasi Kuliner hingga Fashion Kreatif

Perguruan tinggi di berbagai negara memperkuat agenda transdisipliner untuk merespons perubahan iklim dan dinamika masyarakat digital.

BPS juga mencatat bahwa tiga bidang riset dengan pertumbuhan paling cepat di Indonesia adalah lingkungan, energi terbarukan, dan teknologi informasi.

Sumber: magelang ekspres