Mensucikan Jiwa dalam Kehidupan Dunia
Mensucikan Jiwa dalam Kehidupan Dunia--
“...sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنباً كَانَ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَعتب صُقِلَ قَلْبُهُ وإِنْ زَادَ زَادَتْ حتى تعلو قلبه. فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِى قال اللَّهُ : ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)
“Sesungguhnya seorang beriman jika melakukan dosa, maka akan ditorehkan di dalam hatinya titik hitam, maka jika ia bertaubat, melepaskan (maksiat tersebut), dan meminta ampun niscaya cemerlang (kembali) hatinya, (tetapi) jika ia bertambah maka akan bertambah (titik hitam tersebut) sampai menutupi hatinya. dan itulah penghalang yang Allah telah sebutkan :
كَلاَّ بَلْۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” [ HR. Tirmidzi No. 3334]
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan, sehingga dia bisa menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” [ HR. Tirmidzi No. 1987]
Disebabkan hal inilah, seorang muslim hendaknya hidup dengan selalu mendidik, menyucikan, dan membersihkan dirinya, sebab dirinyalah yang pantas mendapatkan pendidikan. Dia latih jiwanya untuk beradab dengan adab yang bisa membersihkan dan menyucikan kotoran yang melekat padanya, dia jauhkan jiwanya dari segala sesuatu yang mengotori dan merusaknya, berupa kerusakan akidah, perkataan, dan perbuatan yang buruk.
Dia senantiasa memaksa jiwanya siang malam, mengoreksinya setiap saat, mendorongnya untuk mengerjakan kebaikan dan ketaatan, sebagaimana dia berusaha untuk memalingkan jiwanya dari keburukan dan kerusakan.
Disamping memperbaiki dan mengoreksi jiwanya untuk selalu bersih dan suci, hendaknya seorang muslim beraubat kepada Allah.
Maksudnya adalah berlepas diri dari segala bentuk dosa dan maksiat dan menyesali setiap dosa yang telah berlalu serta bertekad kuat untuk tidak kembali melakukan dosa tersebut di sisa usianya. Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ٨
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai...” (QS. At-Tahrim: 8).
Rasulullah ﷺ bersabda:
يا أيُّها النّاسُ تُوبُوا إلى اللَّهِ، واسْتَغْفِرُوهُ، فَإنِّي أتُوبُ إلى اللَّهِ وأسْتَغْفِرُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan beristighfarlah. Karena sejatinya aku bertaubat kepadaNya dan beristighfar setiap harinya sebanyak seratus kali.” [ HR. Muslim No. 2702]
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَن تابَ قَبْلَ أنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِن مَغْرِبِها تابَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Siapa yang bertubat sebelum terbitnya matahari dari barat, Allah akan menerima taubatnya.” [ HR. Muslim No. 2703]
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ اللَّهَ ﷻ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهارِ وبِالنَّهارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِن مَغْرِبِها
“Sesungguhnya Allah ﷻ membentangkan tanganNya di malam hari untuk mengampuni pendosa siang hari, dan membentangkan tanganNya di siang hari untuk mengampuni pendosa malam hari, sampai matahari terbit dari arah barat.” [ HR. Muslim No. 2759]
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: