Mensucikan Jiwa dengan Muraqabah, Muhasabah dan Mujahadah
Mensucikan Jiwa dengan Muraqabah, Muhasabah dan Mujahadah--
Begitu pula firmanNya:
وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيبًا ٥٢
“...Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 52).
Dan firmanNya:
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِۚ ٦١
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya...” (QS. Yunus: 61).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأنَّكَ تَراهُ، فَإنْ لَمْ تَكُنْ تَراهُ فَإنَّهُ يَراكَ
“Engkau menyembah Allah seolah-olah melihatNya, dan jika engkau tidak bisa melihatNya sesungguhnya Allah melihatmu.” [ Muttafaqun ‘alaihi]
Ini adalah jalan yang dilalui oleh para pendahulu umat ini yang shalih.
Mereka memaksa diri mereka sehingga sampai ke derajat yakin dan derajat orang-orang yang dekat dengan Allah.
Teladan Orang Shalih yang Senantiasa Muraqabah
1. Ada yang bertanya kepada Junaid rahimahullah: Apa yang bisa membantu untuk menundukan pandangan? Beliau berkata, “Dengan menyadari bahwa pandangan Dzat yang senantiasa melihatmu lebih dahulu daripada pandanganmu kepada sesuatu yang kamu pandang.”
2. Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Wajib atasmu untuk merasa selalu diawasi oleh Dzat yang tidak tersembunyi dariNya sesuatupun, wajib atasmu untuk berharap kepada Dzat yang selalu menepati janji, dan wajib atasmu untuk takut dari Dzat yang memiliki hukuman.
3. Ibnul Mubarak berkata kepada seseorang, “Selalulah untuk merasa diawasi oleh Allah.” Orang itupun bertanya kepada beliau maksud dari merasa diawasi. Beliaupun menjawab: “engkau merasa bahwa engkau selalu melihat Allah ﷻ.”
4. Abdullah bin Dinar berkata, “Aku pergi menuju Mekkah bersama Umar bin Khattab, lalu di akhir malam kita berhenti untuk istirahat di suatu jalan. Kemudian, lewatlah seorang penggembala yang baru turun dari sebuah gunung. Umar pun berkata kepadanya: “Penggembala, jualah salah satu kambing ini kepada kami,” Penggembala tersebut mengatakan bahwa dia hanyalah seorang budak. Umar pun berkata kepadanya: “katakan kepada tuanmu, serigala telah memakan salah satu kambing ini.” Budak tadi berkata: “Dimana Allah?” Maka Umar pun menangis, kemudian pergi menemui pemilik budak tadi di pagi harinya, lalu membeli budak tersebut dan membebaskannya.
5. Diceritakan bahwa ada seorang yang shalih melewati sekelompok orang yang sedang mengobrol, dan ada satu orang yang berada jauh dari mereka, orang sahlih tadi pun mendatanginya untuk mengajaknya bicara, orang tadi pun berkata: “berdzikir kepada Allah lebih menyenangkan.” Orang shalih tadi berkata: “kamu sendirian?” Dia menjawab: “Tuhan dan dua malaikat bersamaku.” Orang shalih tadi berkata: “siapa yang lebih utama diantara kelompok itu?” Orang tadi menjawab: “orang yang Allah ampuni.” Orang shalih berkata: “bagaimana caranya?” Orang tadi menunjuk ke langit, kemudian berdiri dan pergi.
6. Dikisahkan bahwa Zulaikha ketika berkhalwat dengan Yusuf, Ia berdiri dan menutup wajah berhala miliknya, maka Yusuf ‘alaihissalam berkata: “Mengapa engkau lakukan itu? Apakah kamu merasa malu diawasi oleh sebuah benda mati dan menganggap diriku tidak malu dengan Raja diraja Dzat yang maha kuasa?”
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: