Ketika AI Mulai Mengatur Hidup Kita: Di Mana Batas Etika Pengambilan Keputusan?

Ketika AI Mulai Mengatur Hidup Kita: Di Mana Batas Etika Pengambilan Keputusan?

Bonifilio Tri Angelo Deno, Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta-IST-MAGELANG EKSPRES

MAGELANGEKSPRES.ID - Era digital saat ini, Artificial Intelligence (AI) bukan lagi sekedar sebagai teknologi pendukung.

Perlahan, teknologi ini mulai ikut menentukan banyak hal dalam hidup manusia.

Mulai dari rekomendasi konten di media sosial, mengerjakan tugas, bahkan menentukan apa yang dilihat serta mempengaruhi penilaian.

BACA JUGA:Kecerdasan Buatan dan Krisis Etika Bisnis: Ketika Algoritma Mengambil Alih Keputusan Manusia

Kehadiran AI memang membuat banyak hal lebih cepat dan praktis, tetapi dibalik ini terdapat persoalan penting sampai sejauh mana AI boleh mengambil keputusan, dan bagaimana etika seharusnya membatasinya?.

Dalam perspektif etika, pengambilan keputusan etis biasanya dipengaruhi oleh nilai pribadi, tekanan situasi, dan lingkungan organisasi.

Hal ini berarti manusia mengambil keputusan bukan hanya berdasarkan benar atau salah, tetapi juga karena konteks yang membentuk cara mereka berpikir.

BACA JUGA:Diskon Semu di E-Commerce: Etika yang Terkubur di Balik Label Harga

Ketika AI mulai menggantikan sebagian proses tersebut, tantangan akan menjadi lebih rumit.

Algoritma sering kali tidak memiliki transparansi dan dapat menciptakan konsekuensi besar tanpa pengawasan moral yang memadai.

Salah satu persoalan paling sering muncul berkurangnya tanggung jawab manusia.

Ketika keputusan diberikan kepada AI, manusia sering merasa tidak lagi perlu mempertanyakan prosesnya.

BACA JUGA:Ketika Review Digital Jadi Ujian Etika Bisnis Modern, Rating 5 Bintang Fasilitas 2 Bintang

Keputusan yang keluar dari algoritma dianggap objektif, padahal algoritma tetap merupakan produk manusia dengan nilai, asumsi, dan batasan tertentu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres