Tragis, Nenek di Purworejo Ditemukan Meninggal Usai 5 Hari Hilang di Hutan Lereng Terjal
EVAKUASI. Proses evakuasi jenazah korban Lansia melibatkan berbagai pihak di kawasan hutan Desa Kedungpomahan Kulon Kecamatan Kemiri, kemarin. -EKO SUTOPO-PURWOREJO EKSPRES
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID – Seorang perempuan lanjut usia (lansia) asal Dusun Binarum, Desa Kedungpomahan Kulon, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, ditemukan meninggal dunia di kawasan hutan pada Sabtu (24/5).
Korban, yang diketahui bernama Siyam (70), sebelumnya dilaporkan hilang selama lima hari.
Penemuan jenazah berawal dari laporan seorang warga bernama Sudiman, yang sekitar pukul 12.35 WIB melihat tubuh tergeletak di lereng jurang sedalam lebih dari 20 meter di hutan tempat warga biasa merumput.
BACA JUGA:Lansia yang Hilang di Hutan Desa Sedayu Purworejo Akhirnya Ditemukan: Tapi Begini Kondisinya!
Ia segera melaporkan temuannya kepada perangkat desa dan Polsek Kemiri.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Purworejo bersama sejumlah unsur lainnya langsung bergerak ke lokasi untuk mengevakuasi jenazah.
Medan yang terjal dan sulit dijangkau membuat proses evakuasi berlangsung dramatis dan menantang.
BACA JUGA:Banyak Lansia di Purworejo Alami Gangguan Penglihatan, MG Bagikan 150 Kacamata Gratis
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Purworejo, Sutijoso Brahmanto, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan dari anggota PMI pada pukul 13.32 WIB mengenai penemuan tersebut.
Jenazah kemudian diidentifikasi sebagai Siyam, yang dilaporkan hilang sejak Senin siang (19/5).
“Benar, keluarga dan warga telah berupaya mencari korban sejak dilaporkan kepada Koramil pada Selasa (20/5), namun belum berhasil menemukannya hingga akhirnya laporan penemuan ini muncul,” ujar Sutijoso, Senin (26/5).
BACA JUGA:Lansia Ditemukan Tewas di Bulak Sipancas Purworejo, Polisi Pastikan Bukan Pembunuhan
Evakuasi korban dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk PMI, Damkar, tim Inafis, Polsek dan Koramil Kemiri, tenaga medis dari Puskesmas Kemiri, serta relawan seperti Granat Rescue, Tagana, dan Ubaloka.
Sinergi antarlembaga dan relawan ini menjadi kunci keberhasilan proses evakuasi dalam kondisi medan yang ekstrem.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: purworejo ekspres
