Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang Sarankan Pemkot Lebih Efektif Gunakan Anggaran Covid-19
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Seiring dengan upaya pemulihan lintas sektoral di tengah dampak pandemi Covid-19, Pemkot Magelang telah menganggarkan Rp137 miliar yang diwujudkan berupa belanja tak terduga (BTT). Pemkot Magelang memproyeksikan fokus penanganan pada tiga sektor antara lain, kesehatan, sosial, dan perekonomian. Terkait kebijakan tersebut, Anggota DPRD Kota Magelang, Aji Setiawan meminta Pemkot untuk menjaga efektivitas pengalokasian dan pembiayaan anggaran untuk program pemulihan itu. Penentuan alokasi anggaran, katanya, harus jelas, selektif, komperhensif, dan tepat sasaran. "Karena ini menyangkut uang negara yang harus dipertanggungjawabkan dengan baik. Selain digunakan sebagai instrumen penyelamatan ekonomi dan dunia usaha, program pemulihan juga diperlukan untuk menjaga daya tahan konsumsi kebutuhan dasar masyarakat," kata Aji yang juga Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang tersebut, Senin (8/6). Ia mengingatkan pentingnya sektor logistik karena menjadi kebutuhan dasar penduduk miskin yang terdampak Covid-19. Selain itu, dia juga menyoroti sektor informal seperti UMKM yang rentan terdampak Covid-19. "Seperti UMKM atau pedagang kaki lima (PKL), dan sektor informal lain, karena dampak Covid-19 yang jadi pandemi ini dirasakan betul oleh mereka. Padahal, selama ini, sektor usaha kecil menjadi roda penggerak perekonomian yang cukup besar di Kota Magelang," ujarnya. Baca Juga Jelang New Normal, Jam Kantor ASN di Kota Magelang Mulai Dinormalkan Tidak kalah penting, pemerintah diminta mewaspadai terjadinya inflasi jika pemulihan diwujudkan dalam bentuk insentif uang. "Harus ada kajian inflasi terlebih dahulu, sebelum pemulihan ekonomi, misalnya dengan insentif ini direalisasikan. Ini dibuat agar tidak menimbulkan gejolak dan menaikkan daya konsumtif masyarakat," paparnya. Aji merespons positif rencana Pemkot Magelang memberlakukan hidup normal baru atau New Normal. Sebab dengan cara itu, maka pemulihan ekonomi pascapandemi bisa dikebut. "Pelonggaran pembatasan dengan kajian mendalam semestinya mulai dilakukan. Tetapi sistemnya harus memakai protokol kesehatan secara ketat. Kalau perlu buat regulasi khusus, agar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Kota Magelang menjadi budaya oleh masyarakatnya," katanya. Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat ekonomi babak belur, tak hanya terjadi di Kota Magelang saja. Semua daerah juga merasakan hal yang sama. "Tinggal bagaimana daerah merespons dengan membuat kebijakan pemulihan ekonomi, penerapan new normal, dan pelonggaran pembatasan dilakukan secara tepat, sehingga potensi risiko bisa diturunkan," paparnya. Dia menilai, masyarakat Kota Magelang cukup antusias menerapkan protokol kesehatan. Dia mencontohkan pelonggaran tempat ibadah yang ditutup sejak Maret 2020 lalu. Sekarang, sejak dilonggarkan jamaah tempat ibadah tetap banyak, dan seluruhnya disiplin menjalankan protokol kesehatan. "Ini berarti jika penerapan protokol kesehatan tidak perlu efek kejut. Karena pada prinsipnya masyarakat dengan disiplin diri, mau melakukan protokol kesehatan itu, seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak. Itu sudah dilakukan, saat masjid dan tempat ibadah lain dibuka Pemkot Magelang," jelasnya. Oleh karena itu, menurutnya, tidak terlalu sulit mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Ia yakin, jika ke depan new normal diwujudkan, masyarakat Kota Magelang akan tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan yang ditentukan. "Melihat di tempat ibadah seperti itu, saya kira mereka juga dengan suka rela tetap disiplin ketika berada di pasar tradisional, pusat kuliner, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Yang terpenting adalah sosialisasi pemerintah kepada masyarakat harus terus dilakukan, jangan sampai terputus," tandasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: