APTI Tolak Kenaikan Cukai Tembakau
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah akan menggeruduk Ibu Kota Jakarta untuk menolak rencana kenaikan cukai 2021. Bahkan sebelumnya, APTI juga akan melakukan aksi penolakan kenaikan cukai rokok, di wilayah Jawa Tengah “Rencananya kami akan datang ke Jakarta beserta seluruh perwakilan pengurus APTI dari seluruh Indonesia pekan depan,” kata Ketua DPD APTI Jawa Tengah Nurtianto Wisnu Broto, Selasa (10/11). Ia mengatakan, rencana ini dilakukan setelah sebelumnya APTI telah melakukan berbagai upaya penolakan. Namun karena tidak ada tanggapan positif maka pihaknya memilih jalan lain untuk melakukan aksi yang sama. “Berbagai cara dan upaya sudah kami lakukan, tapi belum ada tanggapan yang pasti. Oleh karena itu dengan sangat terpaksa kami akan melakukan aksi,” katanya. Menurutnya, rencana kenaikan cukai rokok ini efek dominonya sangat komplek, apalagi hembusan rencana kenaikan cukai selalu disampaikan saat petani tembakau akan mulai panen raya. Baca Juga 32 PNS Terima Panghargaan Satya Lencana Seharusnya kata Wisnu, pemerintah bisa berkaca dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan kenaikan cukai yang diterapkan pada tahun 2020 ini, imbasnya sudah sangat dirasakan oleh petani. Selain harga jual tembakau menurun antara 10 hingga 20 persen. Penyerapan pabrikan akan tembakau juga menurun. “Dengan kenaikan cukai 23 persen, saat ini penyerapan pabrikan juga menurun, harganya menurun antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per grade, serapannya juga menurun kurang lebih 20 persen. Saat ini masih banyak tembakau milik petani yang belum terserap pabrikan,” ungkapnya. Memang diakuinya, rencana kenaikan cukai rokok tahun ini di angka 15 persen, namun angka tersebut masih sangat memberatkan petani. Sebab jika rencana ini ditetapkan maka ke depan nasib petani tembakau akan lebih parah dari pada tahun ini. Meski pihaknya sangat memaklumi rencana kenaikan cukai rokok ini, karena saat ini negara memang sedang membutuhkan pendapatan. Hanya saja kenaikan cukai rokok ini tidak serta merta dalam angka dua digit seperti saat ini. “Kami sadar negara sedang membutuhkan dana, tapi permintaan kami rencana kenaikan cukai rokok ini tidak lebih dari 5 persen. Karena pada kenaikan sebelumnya langsung berimbas pada penjualan rokok yang menurun antara 11 hingga 12 persen,” terang Wisnu. Ia menambahkan, selama dua periode Presiden Joko Widodo petani tembakau selalu mendukung dan menjadi pendukung setia. Hal ini dibuktikan dengan perolehan suara di daerah penghasil tembakau di Indonesia yang memenangkan Presiden Joko Widodo. “Kami sudah berusaha setia mendukung presiden Joko Widodo, harapan kami presiden juga memperhatikan nasib petani tembakau,” pintanya. Sementara itu Ketua APTI Nasional Agus Parmudji menambahkan, perwakilan pengurus APTI se Indonesia akan bertahan di Ibu Kota Jakarta, manakala tidak ada kesejukan atau kabar baik terkait dengan rencana kenaikan cukai rokok ini. “Paling banyak ratusan orang, tapi kami akan bertahan sampai ada kesejukan dari presiden. Kalu sehari belum ditemui kami akan bertahan sampai 10 hari. Jika belum juga, kami akan tetap bertahan, sampai ditemui oleh presiden,” tambahnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: