Buku Menjerat Gus Dur Dibedah di Wonosobo, Penulisnya Sambangi 23 Kota

Buku Menjerat Gus Dur Dibedah di Wonosobo, Penulisnya Sambangi 23 Kota

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Salah satu buku yang tengah viral yang diawali berbagai pembahasan panas di media sosial, Menjerat Gus Dur, dibedah bersama sang penulis, Virdika Rizky Utama di Serambi Masjid Al Manshur Kauman, Selasa petang (11/2). Menurut Virdi, penulisan buku itu sekaligus menjadi salah satu pemenuhan tanggungjawabnya sebagai lulusan jurusan Sejarah Universitas Negeri Jakarta. Keseharian Virdi sebagai jurnalis juga menjadi latarbelakang yang mendukungnya dalam mengawali sekaligus merampungkan karya perdananya itu. “Ini saya tulis sebagai salah satu tafsir baru tentang sejarah yang saya harapkan bisa menjadi bacaan para pelajar. Karena, selama ini kita belajar sejarah lewat sekolah. Maka saya lebih suka membahas ini ke pesantren-pesantren meskipun juga ada diskusi di kampus-kampus. Mungkin sudah ada lebih dari 30 agenda diskusi seperti ini yang saya lakukan selama beberapa bulan terakhir,” ungkap Virdi. Selama sebulan terakhir, buku karya jurnalis yang berkarir di Narasi TV besutan Najwa Shihab itu telah terjual sedikitnya 25.000 kopi dan sudah tiga kali naik cetak. Buku setebal 376 halaman itu diawali dari penemuan dokumen di kantor sebuah partai politik yang kala itu hendak dibakar. Dan, berisi dokumen tentang scenario pelengseran Gus Dur yang waktu itu masih menjabat sebagai Presiden RI. Baca Juga Pasang Ratusan Bendera Penolakan, Warga Wadas Tolak Penambangan “Saya tidak terlibat di keorganiasasian NU manapun, saya juga tidak ikut PMII atau ormas lainnya. Di buku itu saya juga mewawancara yang kontra dengan Gus Dur, tidak hanya yang pro saja. Bahkan saya berusaha menghubungi beberapa nama yang ada di buku saya, meskipun ada yang tidak merespon,” kata Virdi. Menulis terkait sejarah dari nama-nama politisi besar di sebuah agenda bawah tanah juga disadarinya penuh risiko. Bahkan beberapa kali rumahnya disambangi orang tak dikenal yang menanyakan identitas Virdi dan seakan meneror keluarganya. Proses penulisan buku selama setahun dinilai Virdi cukup melelahkan namun diharapkannya bisa tetap Obyektif. “Saya tidak mendapatkan bantuan atau funding dari manapun dalam penulisan buku ini. Itu sebagai bentuk dari obyektifitas saya,” ungkapnya. Ditanggapi Farid Gaban, Jurnalis Senior yang bermukim di Wonosobo yang kala itu bertugas di Republika juga melihat bahwa Gus Dur adalah sosok yang memang sengaja dilengserkan. Menurut Farid, dalam kepemimpinanya yang cukup singkat, Gus Dur berhasil merombak tatanan yang membawa Indonesia menjadi lebih sehat. “Selain menghapuskan Dwi Fungsi Abri, Gus DUr juga melakukan pendekatan yang baik ke masalah Papua dan Aceh. Ada juga gebrakannya yang mengakui minoritas seperti Tionghoa dan juga agama kepercayaan yang lain selain awalnya hanya diakui negara itu ditambah lagi pendekatan lain yang mungkin justeru seakan mencari musuh yang kemudian melengserkannya. Politik Gus Dur bukan Politik Kekuasaan tapi lebih ke nilai, ke ide,” ungkap Farid. Agenda yang juga dibuka Rektor Unsiq KH Muchotob Hamzah itu diikuti puluhan peserta dari berbagai kabupaten kota lain seperti Temanggung, Banjarnegara dan  sekitarnya. Dalam sehari, Virdi bersama Farid juga mengisi agenda diskusi bedah buku di tiga tempat berbeda di Wonosobo. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: