Korban Meninggal Akibat Corona di Kota Magelang Jadi 21 Orang

Korban Meninggal Akibat Corona di Kota Magelang Jadi 21 Orang

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG  - Kurva kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Magelang kembali mengalami pergerakan. Korban meninggal dunia karena kasus virus corona pun bertambah, menjadi 21 orang. Jika disandingkan dengan data pada Minggu (9/8), terjadi penambahan hingga Senin (10/8) pukul 12.00 WIB, dengan tiga tambahan kasus Covid-19 meninggal dunia. Satu orang merupakan pasien isolasi mandiri, satu orang positif dirawat di RSUD Tidar, dan seorang lagi kasus probable. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dr Majid Rohmawanto mengatakan, seorang pasien yang menjalani isolasi mandiri ini memiliki penyakit penyerta gula dan hipertensi, kemudian seorang positif dirawat adalah perempuan usia 73 yang sebelumnya menjalani isolasi di RS Budi Rayahu dan dirujuk ke RSUD Tidar, Kamis (6/8) lalu. Sedangkan seorang probable terindikasi ISPA berat atau gagal napas akibat aveoli paru-paru penuh cairan (ARDS). \"Sampai saat ini, kasus suspek meninggal dunia sebanyak 8 orang, probable menjadi 5 orang, dan terkonfirmasi ada 8 orang. Mereka meninggal dengan kormobid (penyakit penyerta),\" kata Majid, Senin (10/8). Ia merincikan, kelima pasien probable ini berasal dari dua kelurahan. Sebanyak 4 orang asal Kemirirejo, Magelang Tengah, dan satu orang dari Kelurahan Rejowinangun Utara, Magelang Tengah. Kemudian, pasien terkonfirmasi yang meninggal dunia, kata dia, sebanyak 8 orang. Terdiri dari Kelurahan Kemirirejo menjadi tiga orang, asal Kedungsari dua orang, satu orang masing-masing asal Gelangan, Magersari, dan Jurangombo Selatan. Sementara itu, persentase angka kematian pada kasus positif Covid-19 mencapai 11,3 persen. Sedangkan angka kematian kasus suspek 1,8 persen. Khusus kasus suspek discarded cukup tinggi yakni mencapai 91,5 persen. Discarded adalah kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari dengan hasil pemeriksaan RT-PCR dua kali negatif selama dua hari berturut-turut dengan selang waktu lebih dari 24 jam. \"Ada tambahan kasus suspek 10 orang sehingga komulatifnya 426 kasus, 390 di antaranya dinyatakan discarded. Sedangkan kasus probable meninggal dunia sebanyak 100 persen. Dari lima orang, semuanya meninggal dunia,\" ujarnya. Menanggapi tren kenaikan kurva Covid-19 di Kota Magelang, Walikota Sigit Widyonindito mengaku sangat prihatin. Padahal, wilayahnya sempat nihil selama satu bulan lebih tanpa satupun pasien konfirmasi positif. \"Saya sangat prihatin, Kota Magelang sempat hijau sebulan lebih. Waktu itu kita sedang merumuskan merencanakan masuk sekolah tatap muka, dengan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah. Bisa seperempatnya, seperlimanya, tapi urung lagi karena grafik kita naik,\" ujarnya. Ia pun meminta masyarakat untuk berdisiplin dan patuh dengan protokol kesehatan. Satu hal yang tak kalah penting adalah masyarakat tidak bepergian ataupun menerima tamu menginap dari luar daerah. \"Banyak kasus yang terjadi sekarang karena bepergian, tinggal beberapa waktu di luar daerah, kemudian pulang lagi ke Magelang membawa virus. Ini yang kita sesalkan. Jadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah untuk tidak bosan-bosan dan selalu mengedukasi warga agar selalu patuh dengan protokol kesehatan,\" ucapnya. Sigit menyebutkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan segera melakukan evaluasi terkait naiknya kasus konfirmasi Covid-19 belakangan ini. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Magelang diminta aktif terjun ke lapangan, memantau semua kondisi pencegahan agar tren virus corona bisa dikendalikan. \"Untuk Peraturan Walikota (Perwal) sudah tahap final, tetapi kita ingin muatannya tidak membebankan masyarakat. Aturan dibuat untuk melindungi warga kita, bukan malah mengadili mereka. Yang terpenting protokol kesehatan itu harus berasal dari hati masyarakat supaya sehat, bukan karena takut dengan aturan,\" pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: